Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tangis Ibunda Brigadir J Pecah: Waktu Itu Kakinya Seperti Ini

Kesedihan dan pilu ditunjukan dari raut ekspresi Rosti Simanjuntak kembali mengingat kepergian putranya secara tragis.

Facebook Rohani Simanjuntak
Isak tangis ibunda di depan peti jenzah Brigadir J 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Teka-teki kematian Brigadir J atau Nopriansyah Yosua Hutabarat masih terus coba dibongkar pihak berwajib.

Sementara itu, bagi keluarga Brigadir J, duka ini masih sulit dilupakan.

Terlebih banyak kejanggalan atas tewasnya Brigadir J ini.

Sang ibunda Rosti Simanjuntak, tak henti menangisi kepergian putranya.

Hal ini terlihat dari tayangan video kanal youtube KompasTV Makassar ChanneL 23UHF pada Senin (25/7/2022) memperlihatkan kesedihan sang ibunda Brigadir J.

Didatangi tim Aiman secara eksklusif, ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak tampak tak kuasa mengeluarkan kata-kata.

Kesedihan dan pilu ditunjukan dari raut ekspresi Rosti Simanjuntak kembali mengingat kepergian putranya secara tragis.

Menurut kesaksian bibinya, Rohani Simanjuntak menguak bahwa terdapat luka jeratan di badian leher Brigadir J.

Sementara luka tembak terdapat pada di dada, dan dibagian bahu, leher, tangan kiri hingga luka sayatan di bagian kaki kanan.

"Gak sanggup saya melihatnya, cuma bukanya saja, saya sudah gak kuat lagi," ungkap ibunda Brigadir J kembali menangis mengingat putranya.

Fakta baru, Rohani mengaku ada sesuatu yang ganjil terkait kondisi Brigadir J yang diketahui menjadi korban baku tembak.

Ia menyebut bahwa kondisi kaki kanan Brigadir J tertekuk di dalam peti jenazah.

"Waktu itu kakinya seperti ini(tertekuk), kami luruskan dipaksain tidak bisa karena kami sempet ikat pakai tali masih tetap kayak gini, kalau mayat kan biasanya gini (diluruskan)," ungkap Rosti Simanjuntak.

Atas kematian putra keduanya, sang ibunda hanya bisa meminta kasus kematian Brigadir J diusut tuntas dan mendapatkan hukuman yang seadail-adilnya.

"Yang berharga lebih dari hidup saya, napas dan nyawa anak, (kasus) ini harus dituntaskan seadil-adilnya, siapapun (pelakunya) harus di berikan hukuman setimpal karena bagi kami, nyawa anak paling berharga," ungkap Rosti Simanjuntak tertunduk menangis.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved