Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

China Beri Peringatan Keras ke Amerika Serikat, Jangan Sampai Nancy Pelosi Kunjungi Taiwan

China mengancam Amerika Serikat jika negara Adidaya tersebut tetap memaksakan kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Penulis: M Iqbal | Editor: Ilham Yafiz
GREG BAKER / AFP
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian. China peringatkan Amerika Serikat segera batalkan kunjungan Pelosi ke Taiwan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - China mengancam Amerika Serikat jika negara Adidaya tersebut tetap memaksakan kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menegaskan hal itu seperti diberitakan Tass.

"Jika Pelosi mengunjungi Taiwan, ini akan menjadi campur tangan besar dalam kebijakan domestik China dan akan menyebabkan konsekuensi yang sangat serius," dia menekankan pada sebuah pengarahan.

"Tentara Pembebasan Rakyat China tidak akan duduk dan tidak melakukan apa-apa," tambahnya.

Menurut diplomat itu, kunjungan Pelosi ke Taiwan akan mengacaukan situasi di Selat Taiwan dan memberikan pukulan bagi hubungan China-AS. "China pasti akan mengambil tindakan tegas dan efektif," tegasnya.

Sebelumnya, media melaporkan bahwa Pelosi, pejabat tertinggi ketiga dalam hierarki negara bagian AS, berencana mengunjungi Taiwan pada Agustus.

Hal ini dilaporkan oleh The Financial Times dan Politico. Menurut laporan, dia berencana melakukannya lebih awal pada bulan April, tetapi diduga tidak pergi karena COVID-19.

Perjalanan ini akan menjadi kunjungan pertama Ketua DPR AS ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir.

Pada hari Minggu, delegasi yang dipimpin Pelosi berangkat ke Asia untuk mengunjungi Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang.

Politisi itu menolak untuk merinci apakah dia bermaksud mengunjungi Taipei selama tur Asia-Pasifiknya.

Taiwan telah diperintah oleh pemerintahan lokalnya sejak 1949 ketika sisa pasukan Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek (1887-1975) melarikan diri ke pulau itu setelah menderita kekalahan dalam perang saudara di China.

Sejak itu, Taiwan telah melestarikan bendera dan beberapa simbol Republik Tiongkok lainnya yang telah ada di Tiongkok daratan sebelum Komunis berkuasa.

Beijing menganggap pulau itu sebagai salah satu provinsinya dan posisi ini didukung oleh sebagian besar negara, termasuk Rusia.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved