Perang Ukraina vs Rusia
Ingin Bertemu Xi Jinping, Volodymyr Zelenskyy Minta Bantuan China Bujuk Rusia Hentikan Invasi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta bantuan ke Presiden China Xi Jinping untuk mengakhiri perang mereka dengan Rusia.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta bantuan ke Presiden China Xi Jinping untuk mengakhiri perang mereka dengan Rusia.
Volodymyr Zelenskyy telah meminta pembicaraan langsung dengan Xi Jinping.
Ia ingin meminta bantuan Xi Jinping menggunakan pengaruh politik dan ekonominya di Rusia untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina.
Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada South China Morning Post (SCMP) dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis bahwa dia telah meminta untuk berbicara dengan presiden China sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada bulan Februari, tetapi itu belum terjadi.
“Saya ingin berbicara langsung. Saya melakukan satu percakapan dengan [Presiden] Xi Jinping itu setahun yang lalu,” katanya kepada surat kabar yang berbasis di Hong Kong melalui Zoom, seperti diberitakan ulang oleh Aljazeera.
"Sejak awal agresi skala besar pada 24 Februari, kami telah meminta secara resmi untuk melakukan percakapan, tetapi kami (belum) melakukan percakapan dengan China meskipun saya yakin itu akan membantu," lanjutnya.
China, sekutu paling penting Rusia, belum mengutuk apa yang disebut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai operasi militer khusus di Ukraina, yang katanya bertujuan untuk denazifikasi dan demiliterisasi negara tersebut.
Konflik enam bulan telah menewaskan sedikitnya 5.327 warga sipil di Ukraina dan memaksa sekitar 12 juta orang meninggalkan rumah mereka.
Pertempuran juga telah mencegah biji-bijian meninggalkan negara itu, yang dikenal sebagai keranjang roti dunia, memperburuk kekurangan pangan dan mendorong kenaikan harga di seluruh dunia.
Volodymyr Zelenskyy dan sekutu Baratnya menyebut invasi Rusia sebagai perang agresi, tetapi Beijing mengatakan Moskow diprovokasi untuk menyerang, termasuk karena ekspansi NATO di Eropa.
Xi Jinping sebelumnya telah menyatakan keprihatinannya atas konflik di Ukraina selama pertemuan puncak pada bulan Juni, dengan mengatakan bahwa itu membunyikan alarm bagi umat manusia.
Namun, dia tidak memberikan indikasi bagaimana mengakhiri pertempuran.
Awal bulan ini, dia juga berbicara dengan Putin, seorang pemimpin yang sebelumnya dia sebut sebagai sahabatnya.
Dalam pertemuan itu ia menegaskan kembali dukungan China untuk kedaulatan dan keamanan Rusia.
Xi mengatakan “semua pihak harus mendorong penyelesaian krisis Ukraina dengan cara yang bertanggung jawab”, menurut media pemerintah , dan bahwa China akan “terus memainkan perannya” untuk tujuan ini.