Berita Pelalawan
Camat di Pelalawan Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Siswi Magang di Kantor Camat Pangkalan Lesung
Camat Pangkalan Lesung, SW saat dikonfirmasi terkait dugaan pelecehan seksual ini merasa terkejut dengan informasi yang beredar menuding dirinya
Penulis: johanes | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN- Informasi pelecehan seksual menghebohkan warga Kabupaten Pelalawan, Riau pada Rabu (24/8/2022). Seorang camat diduga melakukan pelecehan terhadap kepada seorang perempuan.
Bahkan sudah menyebar di Media Sosial (Medsos) dan menjadi topik pembicaraan.
Informasi yang diperoleh Tibunpekanbaru.com dari surat atas nama Persatuan Pemuda Pangkalan Lesung Kelurahan Pangkalan Lesung, Kecamatan Pangkalan Lesung yang dikirimkan kepada Bupati Pelalawan H Zukri.
Persatuan Pemuda Pangkalan Lesung meminta Bupati Zukri untuk menindak tegas Camat Pangkalan Lesung berinsial SW.
Sebab, masih dalam surat itu, Camat SW diduga melakukan pelecehan seksual kepada seorang perempuan.
Korban merupakan seorang siswi yang praktek magang di kantor camat beberapa waktu belakangan ini.
Hal itu diungkapkan langsung oleh korban, sebut saja bernama Bunga.
Saat dikonfirmasi terkait surat ini, tokoh pemuda Kecamatan Pangkalan Lesung, Abdul Nasib SE membenarkan pengiriman surat dari persatuan pemuda di kampung halamannya.
Hal itu sesuai dengan kegundahan pemuda akibat ulah Camat SW yang diduga melecehkan siswi SMKN tersebut.
"Itu wujud kegerahan pemuda yang malu akibat perbuatan oknum camat tersebut. Ini mempermalukan kampung dan menyakit hati masyarakat," kata Abdul Nasib kepada tribunpekanbaru.com, Kamis (24/8/2022).
Abdul Nasib menyampaikan, korban dan beberapa staf kecamatan serta pihak terkait mendatangi rumahnya.
Mereka melaporkan adanya dugaan pelecahan seksual terhadap korban yang masih di bawah umur.
Aksi bejat oknum camat itu disampaikan secara detil oleh korban dengan menangis.
Berdasarkan pengakuan gadis berusia 16 tahun itu, pelecehan seksual yang dialaminya terjadi pada 22 Juli atau sekitar satu bulan yang lalu.
Camat SW diduga mencium bibir siswi magang itu sebanyak dua kali di tempat yang berbeda pada hari yang sama.
Kejadian pertama di ruang kerja camat dengan posisi pintu dikunci dan kedua dilakukan di depan ruangan keuangan.
Mendapat perlakuan tidak senonoh itu korban sangat terpukul dan trauma berat.
"Selama ini korban tak berani ngomong hingga akhirnya bercerita karena tak tahan lagi. Ia sangat trauma sejak kejadian itu," kata Abdul Nasib.
"Pas datang ke rumah dan bercerita tadi pagi, korban bahkan empat kali jatuh pingsang sakin traumanya," sambung anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ini.
Politisi Partai Gerindra ini menyebutkan, setelah kejadian korban selalu ketakutan setiap bertemu dengan camat SW.
Bahkan sampai bersembunyi di bawah meja ketika melihat oknum camat tersebut.
Lebih parahnya, mendengar nama SW saja, korban langsung menangis dan trauma hingga akhirnya semua kejadian diceritakan siswi asal Kecamatan Ukui tersebut.
"Korban tidak didampingi keluarganya, karena orangtuanya juga dalam keadaan sakit. Saya sendiri sudah lapor langsung ke pak Bupati melalui telepon," tandas anggota Komisi ll DPRD.
Pihak Badan Kepegawaian Pengembangan dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pelalawan, inspektorat, dan instansi lain sudah datang ke Pangkalan Lesung untuk menelusuri dugaan pelecehan seksual itu.
Korban juga diinformasikan sudah melaporkan ke Polsek Pangkalan Lesung.
Ini Klarifikasi Sang Camat
Camat Pangkalan Lesung, SW saat dikonfirmasi terkait dugaan pelecehan seksual ini merasa terkejut dengan informasi yang beredar menuding dirinya berbuat tak senonoh kepada siswi SMK yang magang di kantornya.
Ia menampik tudingan perbuatan bejat kepada korban yang masih di bawah umur itu.
Sugeng tak pernah melakukan hal itu, bahkan sampai mencium bibir remaja belia itu pada 22 Juli lalu.
"Saya tidak ada berbuat seperti yang dituduhkan itu. Tak pernah itu. Saya juga heran kok informasinya seperti itu," terang SW melalui sambungan telpon.
SW mengaku telah menganggap korban seperti anak sendiri, lantaran siswi SMK itu nyaris seusia anaknya.
Ia mengaku tidak mengingat betul sejak kapan korban mulai magang di kantornya yang jelas sampai saat ini yang bersangkutan masih menjalani prktek magang.
Menurut SW dirinya pernah memanggil korban ke ruang kerjanya, karena siswi SMK itu dilihat memakai lipstik.
Merasa korban belum layak menggunakan alat rias itu, lantas SW menasihati korban yang belum waktunya berlipstik. Korban saat itu mengaku lipstik itu diberikan oleh seorang pegawai kantor camat.
SW mengaku memberikan pemahaman dan arahan kepada korban agar mengejar cita-citanya serta rajin belajar dan menjadi anak yang baik.
Saat itu SW juga menyinggung orangtua korban yang dalam keadaan sakit.
Ia memint agar siswi SMK itu membantu dan mengabdi kepada orangtuanya.
"Waktu itu dia lagi ngantar berkas dan saya nasehati sambil memberikan masukan serta arahan layaknya seorang ayah. Sampai dia nangis dan mengucapkan terimakasih," pungkas SW.
Ia sendiri tidak ingat lagi hari dan tanggal dirinya menasehati korban di ruang kerjanya.
Hingga SW terkejut beredar informasi jika dirinya melakukan pelecehan seksual dengan mencium bibir korban, sampai kabar itu beredar luas.
(Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)
