Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ingat Narasi Bharada E Penembak Hebat? Ternyata Disuruh Ferdy Sambo, Anak Buah Tertipu

Yusuf menjelaskan, di dalam rilis tersebut, Sambo memerintahkan agar disampaikan bahwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E adalah penembak jitu.

Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
Tangkap layar KompasTV
Bharada E mengenakan baju tahanan, tiba di lokasi rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/202). Ia akan bertemu perdana dengan Ferdy Sambo setelah ditetapkan sebagai tersangka. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pada mula kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J banyak kebohongan yang disusun.

Dan pada akhirnya terbongkar setelah dilakukan penyelidikan.

Salah satunya ialah narasi Bharada Richard Eliezer atau Bharada E diumumkan sebagai penembak nomor satu di Korps Brigade Mobil (Brimob).

Ternyata informasi itu disusun oleh Ferdy Sambo.

Keterangan tersebut disampaikan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim.

Yusuf hadir di sidang komisi kode etik Polri (KKEP) terhadap Irjen Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.

Kata Yusuf, Sambo memerintahkan agar rilis kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J kembali disampaikan ke publik.

Rilis ulang yang dimaksud adalah konferensi pers yang digelar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto pada Selasa (12/7/2022) lalu.

Diketahui, konferensi pers pertama dilakukan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri pada Senin (11/7/2022).

"Di dalam sidang komisi kode etik kemarin itu, FS memerintahkan untuk melakukan rilis kembali yang disampaikan oleh mantan Kapolres Jakarta Selatan," ujar Yusuf dalam siaran Kompas.com, Rabu (31/8/2022).

Yusuf menjelaskan, di dalam rilis tersebut, Sambo memerintahkan agar disampaikan bahwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E adalah penembak jitu.

Bahkan, Bharada E disebut menjadi pelatih di Korps Brigade Mobil (Brimob).

"Kan waktu itu ada rilis soal sebutan penembak nomor satu. Itu ada perintah dari FS," tuturnya.

Yusuf mengatakan, informasi-informasi yang disampaikan oleh Kombes Budhi saat itu dibuktikan ulang di sidang KKEP Ferdy Sambo.

Dalam sidang tersebut, kata Yusuf, banyak saksi yang menangis karena menyesal dan menyadari bahwa mereka masuk ke dalam skenario yang Sambo rancang.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved