Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Stok Kedelai Mulai Kritis, Ukuran Tahu dan Tempe Bakal Menipis

Untuk itu yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah bersurat kepada para importir untuk segera melakukan realisasi impor.

Tribun Pekanbaru/Alex Sander
Stok Kedelai Mulai Kritis, Ukuran Tahu dan Tempe Bakal Menipis 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Stok kedelai di Indonesia mulai semakin menipis menjelang tahun baru. Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan Nasional, Pada akhir Desember 2022 hanya 58.000 ton dengan ketahanan stok sisa selama 7 hari.

Jika tak dilakukan upaya yang tepat, kondisi ini akan menyebabkan gejolak di pasar.

"Kami sudah bersurat kepada para importir untuk segera mempercepat impor," kata Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas, Budi Waryanto, Jumat (9/12/2022).

Adapun rencana impor kedelai pada November - Desember sebanyak 446.000 ton.

Angka ini sudah memperhitungkan produksi kedelai dalam negeri dan kebutuhan kedelai mencapai 245.000 ton per bulan.

"Termasuk perhitungan produksi kedelai yang tercecer atau rusak sebesar 5persen," tambah Budi.

Hingga saat ini Indonesia belum punya aturan khusus terkait masuknya kedelai ke Indonesia. Padahal kebutuhan kedelai sebagian besar masih dipasok dari impor.

Untuk itu yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah bersurat kepada para importir untuk segera melakukan realisasi impor.

Hal ini memperhitungkan adanya kemungkinan peningkatan permintaan pada momen natal dan Tahun Baru.

Sementara itu, Bulog yang diberi tugas untuk menyimpan cadangan kedelai sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Cadangan Pangan Pemerintah, baru bisa melaksanakan tugas pada tahun depan.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin mengatakan, menipisnya stok kedelai akan membuat harga kedelai di pasaran semakin mahal.

Dari data Bapanas per 3 Desember 2022 lalu sudah menyentuh Rp 14.765 per kilogram (kg).Menurutnya, dengan tren kenaikan harga kedelai saat ini pastinya akan memberatkan perajin tahu dan tempe, apalagi subsidi yang ditetapkan hanya Rp 1.000 per kg.

"Kami usul pada Pak Menteri Perdagangan subsidi ditambah dari Rp 1.000 ke Rp 3.000. Tapi ini belum mendapat persetujuan. Tapi, kan, sudah ada keputusan bahwa subsidi kedelai sampai akhir tahun Rp 1.000," kata Aip.

Dengan demikian Aip berharap Kementerian Perdagangan khususnya Dirjen Perdagangan Dalam Negeri untuk menyosialisasikan bakal adanya kenaikan harga tahu tempe dalam waktu dekat karena harga kedelai sudah terlalu tinggi.

Asal tahu saja, kenaikan biaya produksi tahu tempe para perajin saat ini berkisar 30 persen-40 persen.Menipisnya stok membuat harga kedelai pada Desember terus melonjak.

(*)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved