Tak Ada Kabar Usai Pamit ke Jawa, Pasutri di Lampung Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara
dua warga Lampung yang jadi korban dukun pengganda uang Mbah Slamet, keduanya pasangan suami istri Irsad Wahyu Tri Ningsih
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hampir 2 tahun tak ada kabar usai pamit pada keluarga ke Jawa karena ada pekerjaan, pasangan suami istri di Lampung jadi korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara.
Keluarga tidak menyangka pasangan suami istri bernama Irsad Wahyu Tri Ningsih warga Pesawaran Lampung itu akan pulang dengan kondisi tidak bernyawa.
Helmi selaku kakak perempuan dari istri Irsyad yakni Tri mengatakan bahwa kedua korban yang merupakan pasutri tersebut izin pamit untuk bekerja di Jawa.
Dikatakannya, bahwa korban memiliki usaha tapis di rumahnya sendiri yang berada di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
Helmi menyebutkan, korban izin untuk pergi ke Jawa tersebut karena ada pekerjaan untuk mengajari kursus membuat bordir.
“Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam,” jawab Helmi.
Untuk kepergiannya sendiri, korban pamit pada tahun 2021 lalu.
Setelah korban pamit pergi tersebut, dirinya mengaku tak pernah berkomunikasi selama hampir setahun tersebut.
Baca juga: Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Kubur Pasangan Kekasih dalam Satu Lubang
Baca juga: Istri Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Tahunya Kerja Suami Serabutan, Pernah Lihat Lakukan Ritual
Bahkan untuk dua orang anaknya yang berada di rumah.
“Untuk komunikasi ke saya juga engga dan anaknya juga enggak,” ucap dia.
Helmi mengatakan, korban sendiri memiliki anak dua orang.
Dia mengaku mengetahui kabar adik dan iparnya tersebut telah tiada dan menjadi korban korban pembantaian oleh dukun bernama Slamet Tohari dari sang anak.
Sang anak korban mengaku bahwa mendapatkan informasi tersebut dari sanak saudaranya yang berada di Solo.
“Pas saya subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya,” jawab dia.
Dan saat ini masih menunggu hasil dari perkembangan terkait kebenaran identitas adik dan iparnya tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Polda Jawa Tengah minta anggota keluarga korban dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah lapor ke kepolisian.
Hal itu untuk membantu Polda Jawa Tengah mengungkap identitas pasti dari 12 korban dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Polda Jawa Tengah telah mengumumkan adanya dua warga Lampung yang jadi korban dukun pengganda uang Mbah Slamet, keduanya pasangan suami istri Irsad Wahyu Tri Ningsih warga Pesawaran.
Menurut Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, untuk masyarakat yang merasa kehilangan keluarga supaya menghubungi polisi terutama dari daerah yang disebut tersangka.
"Tidak harus di Banjarnegara, bisa di polres wilayah kami, nanti untuk dilakukan pengambilan data antemortem," paparnya.
Kasus tersebut terbongkar berasal dari pesan WhatsApp korban Paryanto kepada anaknya.
Anaknya lantas melapor ke polisi, setelah diinterogasi, tersangka Slamet Tohari mengaku telah membunuh lima orang.
Para korbannya dikubur di lokasi sama di jalan setapak area perkebunan Dusun Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sejumlah mayat lain," ucap Kapolda.
Polisi sejauh ini telah menemukan 12 jasad dari berbagai liang berbeda dari area kebun milik tersangka.
Dua jasad telah teridentifikasi, sisanya masih polisi dalami.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi.
Berikut nomor liang dan asal korban yang dikuburkan
Para korban lainnya dipendam oleh tersangka, dibagi ke dalam beberapa liang.
Menurut pengakuan tersangka, korban Paryanto (53) asal Sukabumi dikubur di liang nomor 1.
Satu warga asal Gunung Kidul laki-laki dikubur di liang nomor 2.
Dua warga Tasikmalaya laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor 3.
Dua warga Jakarta laki-laki dan perempuan dikubur liang nomor 4.
Dua warga Palembang atas nama saudara Mulyadi dikubur dalam satu liang bersama sang kekasih di liang nomor 5.
Dua warga Jogja dikubur di lubang yang sama di liang nomor 6.
"Tiap dua jenazah dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," imbuh Kapolda.
12 belas jasad tersebut telah diperiksa oleh Tim Forensik Polda Jateng.
Selain dua mayat yang sudah terindentifikasi atas nama Paryanto dan Mulyadi, 10 mayat lainnya belum terindentifikasi.
Polisi sejauh ini baru bisa mendeteksi sembilan mayat lainnya, yakni enam laki-laki umur 40-50 tahun dan tiga perempuan umur 25-35 tahun.
"Di masing-masing liang didapati botol air mineral bekas."
"Secara medis mati lemas tidak ada unsur kekerasan," terang Kapolda.
( Tribunpekanbaru.com / TribunLampung.co.id / Tribun Jateng)
| Soal Evaluasi Bab 10 Seni Bina Melayu Riau BMR Kelas 9 SMP/MTs Disertai Kunci Jawaban |
|
|---|
| Soal Evaluasi Bab 9 Pembudidayaan Apotek Hidup, Soal BMR Kelas 9 SMP/MTs dan Kunci Jawaban |
|
|---|
| Lirik Lagu Minang Bakasiah Batanam Luko Dinyanyikan Oleh Eja SM |
|
|---|
| Lirik Lagu Minang Digamang Cinto - Ovhy Firsty, Lagu Minang Terbaru Oktober 2025 |
|
|---|
| Diungkap Orangtua, Pantesan Dina Oktaviani Tak Curiga Disuruh ke Rumah Heryanto Sebelum Dibunuh |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.