Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Seratusan Sekolah di Serbia Diteror Bom, Ribuan Siswa Dievakuasi

Kementerian tersebut mengatakan 78 sekolah dasar dan 37 sekolah menengah atas di Beograd menerima teror yang dikirim melalui email

shutterstock
Seratusan Sekolah di Serbia Diteror Bom, Ribuan Siswa Dievakuasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kementerian Pendidikan Serbia Rabu mengevakuasi lebih dari 100 sekolah di ibu kota Beograd setelah menerima ancaman bom di tengah kekhawatiran setelah dua penembakan massal yang menewaskan 18 orang awal bulan ini.

Kementerian tersebut mengatakan 78 sekolah dasar dan 37 sekolah menengah atas di Beograd menerima teror yang dikirim melalui email Rabu pagi bahwa alat peledak diduga ditanam.

Kelas ditunda dan siswa dievakuasi saat polisi memeriksa gedung.

Belum ada laporan bahwa bom ditemukan di sekolah mana pun, dan polisi belum mengeluarkan laporan mereka.

Berbagai ancaman serupa telah dikirim ke alamat sekolah di masa lalu, di Serbia dan negara-negara lain di kawasan ini, dan terbukti salah setiap saat.

Namun, ancaman tersebut dapat semakin meningkatkan ketakutan keamanan setelah penembakan 3 Mei dan 4 Mei yang menyebabkan 10 orang tewas dan 21 luka-luka.

Pihak berwenang telah mengerahkan polisi di sekolah-sekolah dan melancarkan penumpasan senjata.

Penembakan pertama terjadi di sebuah sekolah dasar di Beograd tengah ketika seorang anak laki-laki berusia 13 tahun mengambil senjata ayahnya dan melepaskan tembakan.

Sehari kemudian, seorang anak berusia 20 tahun menembak secara acak ke arah orang-orang dengan senjata otomatis di dua desa di selatan Beograd, menewaskan delapan orang .

Penembakan itu mengejutkan Serbia dan memicu seruan untuk bertindak. Puluhan ribu berbaris dalam dua protes menentang kekerasan setelah penembakan, dan lebih banyak protes direncanakan pada hari Jumat.

Partai-partai oposisi menuntut agar menteri dalam negeri dan kepala intelijen mengundurkan diri dan agar dua jaringan pro-pemerintah dicabut izin siaran nasionalnya karena menayangkan konten kekerasan dan menampung penjahat perang dan tokoh kriminal dalam program mereka.

Para penentang juga menuduh Presiden populis Aleksandar Vucic melakukan ujaran kebencian terhadap para kritikus dan tindakan keras terhadap kebebasan demokratis, yang menurut mereka memicu ketegangan dan perpecahan di negara Balkan yang bermasalah itu.

Vucic membantahnya. Dia telah mengadakan rapat umum sendiri untuk 26 Mei sambil menyarankan pemilihan cepat dapat diadakan pada bulan September.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved