Apa Itu Pride Month? Begini Sejarahnya dan Merupakan Bulan yang Ditunggu Kelompok Alphabetik
Apa itu Pride Month? simak disini penjelasannya dan bagaimana sejarahnya Pride Month hingga bulam Juni dijadikan sebagai bulan Istimewa bagi mereka
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pride Month adalah sebuah kebanggan bagi kaum LGBTQ.
Mereka merayakannnya dan bersama menyuarakan keistimewaan mereka pada saat diperingati.
Bagi yang penasaran lebih jauh tentang Pride Month, simak berikut ulasannya.
Pride Month, atau dalam bahasa Indonesia memiliki makna bulan kebanggaan?
Pride Month merupakan bulan istimewa bagi kelompok LGBTQ di seluruh dunia.
Sebelumya, perlu diketahui LGBTQ merupakan akronim dari kelompok yang terdiri atas identitas gender Lesbian Gay Biseksual Transgender dan Queer.
Penyebutan LGBT kerap ditemukan dengan berbagai tambahan huruf.
Misalnya dibelakang LGBTQ terdapat tambahan huruf 'A' atau Aseksual, 'Q' mewakili kata Queer, dan 'I' untuk kaum Interseks.
Tak mengherankan jika 'kelompok alphabetik' ini kerap ditemukan dengan istilah LGBTQ+ dengan tanda '+' atau plus mewakili identitas seksual lain termasuk Panseksual.
Lalu bagaimana sejarah dan fakta soal hari spesial kelompok LGBTQ ini?
Sejarah Pride Month
Pride Month memiliki kredit khusus pada seoang aktivis bernama Brenda Howard.
Dijabarkan oleh Etonline.com dan Advocate.com, Brenda Howard adalah seorang biseksual yang menginisiasi Pride Parade pertama kali di Amerika Serikat pada 1970.
Oleh karena itulah, kelompok yang bersimbolkan pelangi ini menyebut Brenda Howard sebagai 'Mother of Pride'.
Jauh sebelumnya, kelompok LGBTQ kerap mendapat diskriminasi hingga dilarang untuk untuk minum-minum maupun berdansa di bar.
Bahkan sebagian besar bar tidak mengizinkan kelompok ini masuk.
Mereka takut jika bar akan digerebek oleh polisi dan dikenai denda.
Satu di antaranya yang memperbolehkan kelompok LGBTQ berpesta adalah bar di Stonewall Inn.
Bar tersebut hingga saat ini masih bisa ditemui di sekitar Greenwich Village, New york City.
Pemilik bar, yang saat itu merupakan mafia setempat mengaku tak keberatan dengan hal tersebut.
Baginya, bisnis adalah bisnis dan uang bisa datang dari siapa saja tanpa kecuali.
Mengetahui keterbukaan Stonewall Inn, polisi setempat kerap melakukan razia kemudian menangkap kelompok beridentitas gender istimewa tersebut.
Tak hanya melakukan razia dan memberikan sanksi denda, polisi bahkan kerap melakukan tindakan koersif.
Tak tahan dengan kondisi tersebut, akhirnya pada 28 Juni 1969, kelompok ini bersatu untuk memperjuangkan hak mereka.
Kelompok ini melakukan aksi protes bernama Stonewall Riot atau Pemberontakan Stonewall selama tiga hari.
Peristiwa inilah yang kemudian melatarbelakangi adanya gerakan hak LGBTQ hingga saat ini.
Satu bulan kemudian, muncul pawai atau parade pertama dimana kelompok LGBTQ dengan bangga mengklaim keistimewaan indentitas gender mereka.
Parade tersebut diberi nama The Christopher Street Liberation Day March yang diinisiasi oleh Brenda Howard.
Satu tahun kemudian, untuk mengenang Stonewall Riots, Brenda Howard kembali menginisiasi parade yang sama pada 28 Juni 1970.
Saat itu, parade diikuti oleh ribuan suporter yang berjalan sejauh 15 blok dari 6th Avenue menuju Central Park.
Parade ini kemudian menjadi tonggak adanya Pride Parade dan Pride Month selama satu bulan penuh yang dirayakan setiap Juni.
Kelompok LGBTQ memang menggunakan kata 'pride' atau kebanggan untuk menamai bulan istimewa ini.
Hal tersebut lantaran butuh keberanian untuk mengungkap jati diri mereka yang memiiki identitas gender LGBTQ.
Sehingga kata 'pride' digunakan sebagai bentuk dukungan bagi mereka yang berani menyuarakan sebagai bagian dari kelompok LGBTQ.
Bendera pelangi sebagai simbol kebanggaan kelompok LGBTQ
Kelompok LGBTQ memiliki simbol yaitu bendera pelangi.
Bendera pelangi tak menemani kaum LGBTQ di awal adanya Pride Parade.
Bendera berwarna-warni tersebut dipopulerkan sebagai simbol LGBTQ oleh seorang seniman asal San Fransiscom Gilbert Baker pada 1978.
Warna-warni dalam bendera tersebut tak hanya melambangkan keberagaman dalam komunitas LGBTQ.
Masing-masing warna memiliki artinya masing-masing.
Warna pink -yang kini sudah tidak digunakan, melambangkan seksualitas; merah melambangkan hidup; oranye mewakili kesembuhan atas penderitaan; kuning berarti sinar matahari.
Selain itu juga ada warna hijau yang melambangkan alam; turquoise mewakili warna keajaiban dan seni; indigo -yang kini diganti menjadi royal blue menggambarkan ketenangan; dan violet melambangkan semangat.
Tak hanya bendera pelangi yang menjadi simbol uatama, kelompok LGBTQ memiliki bendera masing-masing sebagai tanda identitas gender mereka.
| Duduk Perkara Kapolda Jambi Irjen Krisno Siregar Dilaporkan ke Mabes Polri |
|
|---|
| Begal Tak Tahu Lawan, Salah Sasaran ke Atlet Arung Jeram: Berakhir Bonyok |
|
|---|
| Polda Metro Siap Gelar Perkara Ijazah Palsu Jokowi, Nasib Roy Suryo di Ujung Tanduk |
|
|---|
| Emosi Anggota DPR di Sumut Ini Meledak: Rahmansyah Sibarani Lempar Batu |
|
|---|
| Tingkah Aneh Onad Sebelum Ditangkap karena Narkoba, Sang Istri Beby Bilang Begini |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.