Warga Kebingungan Daftar PPDB di Pekanbaru Perangkat RT dan RW Buka Layanan Bantuan

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) secara online yang sudah diterapkan pemerintah tidak semuanya bisa dipahami warga, sebagian masih banyak yang bingung alias tidak mengerti cara untuk mendaftar.

Seperti keluhan sejumlah warga di sekitaran RW 01 Kelurahan Sialang Rampai Kulim Pekanbaru ini, banyak wali murid yang tidak paham saat ingin daftarkan anaknya di PPDB SMP yang sudah mulai buka pendaftarannya.

Namun ada yang menarik di daerah ini, RW dan RT setempat membantu warganya yang kesulitan mendaftarkan anak untuk masuk PPDB.

Bahkan perangkat RT dan RW nya, selain memberikan jalan juga membantu menginput data ke situs PPDB, sehingga warga yang kesulitan itu merasa terbantu.

Seperti pagi Rabu (28/6/2023) seorang warga H Soleh datang menemui RW dan RT di daerah tersebut untuk meminta bantuan pendaftaran anaknya yang akan masuk SMP.

Ketua RW dan ketua RT yang menerima keluhan warganya itu langsung membantu dengan mendaftarkan anaknya untuk PPDB online SMP.

"Memang masih banyak warga kita yang kebingungan kalau soal PPDB ini, semampu kami dari RW dan RT akan kami bantu, baik itu pendaftarannya maupun yang lain,"ujar Ketua RW 01 Kelurahan Sialang Rampai Sugiatno.

Aduan banyaknya keluhan orangtua ini sudah dimulai sejak dibukanya PPDB untuk tingkat SMA dan SMP, pihaknya selalu membantu memberikan jalan kepada warga.

Kebetulan ketua RT setempat RM Yunus juga faham dan mengerti bagaimana cara mendaftar untuk PPDB, sehingga banyak warga yang berdatangan meminta bantuan.

"Jadi sebagai perangkat RT disini sudah menjadi tugas kami melayani masyarakat,"ujar Yunus yang selalu menyiapkan Laptopnya untuk warga mendaftar PPDB.

Sementara itu, seorang warga H Soleh yang mendaftarkan anaknya untuk masuk SMP mengaku terbantu dengan layanan yang diberikan RT dan RW di sekitaran tempat tinggalnya itu.

"Kami ini nggak paham bagaimana cara daftarnya, Alhamdulillah ada pak RT dan pak RW yang membantu, yang jelas kami bersyukurlah,"ujar Soleh.

Karena bagaimanapun juga sosialisasi dari pemerintah sendiri tidak semuanya sampai ke masyarakat, terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah atau ekonomi sulit.

"Kadang diberitahu kami juga nggak paham, masalahnya ini pakai online, pakai teknologi, jadi kurang paham,"tambah warga lainnya Pohan.(tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)