Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Bengkalis

Jamaah Haji Kloter 10 BTH Bengkalis Lanjutkan Lontar Jumroh di Hari Tasyrik

Jamaah Haji Bengkalis tergabung dalam Kloter 10 BTH melanjutkan melempar jumroh pada hari pertama tasyrik

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
Istimewa
Jamaah Haji Bengkalis (Kloter) 10 BTH masih melanjutkan ibadah di hari tasyrik 

 

 

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Jamaah Haji (JH) Kabupaten Bengkalis tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 10 BTH melanjutkan melempar jumroh pada hari pertama tasyrik, 11 Dzulhijjah 1444 H, di Jamarat, Mina, Kamis (29/6/2023) kemarin.

Jamaah melempar kerikil ke tiga pilar yang melambangkan setan, yaitu Jumrah Ula (Sughra), Wustha, dan Aqabah (Kubra) masing masing tujuh kali.

Pembimbing haji Kabupaten Bengkalis kloter 10 BTH, H Zulkarnaen kepada wartawan, Kamis (29/6/2023) malam mengatakan, jamaah berangkat dari Mina Kamis ba’da Subuh melalui terowongan menuju lantai 3.

“Berbeda dengan melempar jumroh Aqobah pada Rabu malam (28/6) dimana lontaran kami lakukan di lantai satu,” katanya seraya menambahkan selama melempar jumroh berjalan dengan tertib dan lancar.

Untuk diketahui, ketika jamaah sudah sampai di Mina dari sebelumnya wukuf di Arafah dan bermalam di Muzdalifah, mereka akan melanjutkan dengan melempar Jumroh Aqobah.

Kemudian setelah melempar jumrah Aqobah, jamaah melanjutkan dengan tahalul atau mencukur rambut yang dikenal dengan tahalul awal dan melepas pakaian ihram dengan pakaian biasa.

Baru kemudian dilanjutkan dengan melempar jumroh pada hari tasyrik.

Zulkarnaen mengatakan, untuk melempar jumroh pada hari kedua tasyrik yaitu tanggal 12 Dzulhijjah 1444 H, pihaknya berencana akan melaksanakan ba’da Subuh.

“Alhamdulillah, seluruh jamaah Kabupaten Bengkalis selama di tenda Mina dengan fasilitas yang dikatakan baik dan jamaah konsentrasi khusyuk melaksanakan ibadah. Insyaallah melontar akan kami lanjutkan pada tanggal 12 Dzulhijjah pada esok hari, kami rencanakan ba’da Subuh,” katanya.

Untuk menuju jamarat dari tenda Mina, jamaah melalui terowongan dan jarak sekitar 4 kilometer pulang pergi.

Sebagian besar jamaah yang lansia dan risti mewakilkan melontar jumroh kepada jamaah lain yang sehat.

“Alhamdulillah dapat dilakukan dengan baik,” kata Zulkarnaen.

Sekilas Zulkarnaen menggambarkan, saat perjalanan dari Arafah menuju Muzdalifah sangat padat.

Begitu juga dari Muzdalifah menuju Mina diwarnai dengan kemacetan.

"Fasilitas WC juga terbatas, buang air dan mandi antre, wudhu pun antri. Kemudian untuk salat dilakukan di tenda jamak qasar. Tapi ini semua tidak menurunkan semangat para jamaah untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah dan Alhamdulillah berjalan dengan tertib dan lancar,” tambahnya.

( Tribunpekanbaru.com / Muhammad Natsir )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved