Pembakaran Al Quran
Swedia Akui Jadi Negara yang Dibenci Karena Izinkan Aksi Pembakaran Al Quran
Menurut Swedia, Rusia memimpin kampanye disinformasi untuk mendiskreditkan citranya sebagai kandidat NATO dengan menggunakan isu pembakaran Alquran.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Menteri pertahanan sipil Swedia mengklaim negaranya menjadi sasaran kebencian usai mengizinkan aksi pembakaran Al Quran oleh kelompok ekstremis.
Swedia juga menuding Rusia sebagai biang keroknya.
Menurut Swedia, Rusia memimpin kampanye disinformasi untuk mendiskreditkan citranya sebagai kandidat NATO dengan menggunakan isu pembakaran Alquran.
Tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina telah membuatnya menjadi sorotan internasional, sementara sejumlah demonstrasi di mana pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci umat Islam telah membuat marah umat Islam di seluruh dunia.
"Swedia menjadi sasaran kampanye disinformasi yang didukung oleh negara dan aktor mirip negara dengan tujuan merusak kepentingan Swedia dan warga negara Swedia," kata menteri, Carl-Oskar Bohlin, kepada wartawan pada konferensi pers.
"Kita bisa melihat bagaimana aktor yang didukung Rusia memperkuat pernyataan yang salah seperti bahwa negara Swedia berada di balik penodaan kitab suci," katanya.
"Itu, tentu saja, sepenuhnya salah," kata Bohlin, menambahkan bahwa aktor negara seperti itu mencoba "menciptakan perpecahan dan melemahkan kedudukan internasional Swedia."
Tidak ada jawaban segera dari kedutaan Rusia di Stockholm untuk permintaan komentar tentang pernyataan menteri tersebut.
"Rusia menggunakan kesempatan ini untuk mempromosikan agendanya di media dan pesan di sana bertujuan, tentu saja, untuk memisahkan kita di Barat dan untuk menciptakan peningkatan kepedulian," kata Mikael Ostlund, juru bicara Badan Pertahanan Psikologis Swedia dalam konferensi pers.
“Jelas, salah satu ambisi dari pihak Rusia adalah untuk dapat mempersulit kami bergabung dengan NATO.” ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Tobias Billstrom mengatakan penodaan kitab suci itu menyinggung dan tidak sopan.
"Ekspresi rasisme, xenofobia, dan intoleransi terkait tidak memiliki tempat di Swedia atau di Eropa," katanya.
Salinan Alquran telah dibakar di beberapa demonstrasi di Swedia dan Denmark musim panas ini, menyebabkan kemarahan di kalangan umat Islam dan mendorong pengunjuk rasa menyerbu dan merusak kedutaan Swedia di Bagdad.
Denmark dan Swedia mengatakan mereka menyesalkan pembakaran Al-Quran tetapi tidak dapat mencegahnya di bawah aturan yang melindungi kebebasan berbicara.
Turkiye, yang memegang hak veto atas keanggotaan NATO Swedia, mengutuk protes tersebut dan meminta Stockholm untuk mengambil tindakan terhadap para pelaku.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.