Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Masih Menunggu Pesawat Cassa, Kegiatan TMC di Riau Belum Bisa Dilakukan 

Kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan di Riau yang direncanakan dimulai pada Agustus ini masih belum dapat dilakukan. 

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Petugas sedang memasukkan garam kedalam konsul garam untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangakalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (24/9/2019). (Tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan di Riau yang direncanakan dimulai pada Agustus ini masih belum dapat dilakukan. 

Pasalnya, tim TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga kini masih menunggu dukungan armada pesawat dari TNI.

Jenis pesawat yang biasanya digunakan untuk proses pelaksanaan operasi TMC hujan buatan adalah pesawat jenis Cassa 212 TNI AU. Dukungan kesiapan armada pesawat dari TNI sudah dinantikan oleh tim TMC BRIN sejak Juli lalu.

Operasi TMC atau hujan buatan perlu dilakukan pada masa transisi musim hujan dan kemarau. Pasalnya, TMC tidak efektif dilaksanakan pada saat puncak musim kemarau.

Sejauh ini, operasi TMC Karhutla di Riau telah dilakukan dua kali periode yaitu selama 11 hari kegiatan dari 17 Mei hingga 27 Mei 2023. Kemudian selama 12 hari kegiatan dari 28 Mei hingga 9 Juni 2023.

Pada kegiatan pertama terdapat jumlah sorti penyemaian garam sebanyak 13 sorti, bahan semai terpakai sebanyak 10.400 kilogram (Kg), dan jumlah jam terbang selama 25 jam 5 menit. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal mengatakan, saat ini tim dari BRI sudah berada di Pekanbaru untuk melakukan TMC di daerah rawan kebakaran.

"Tim TMC sudah datang ke Pekanbaru. Untuk Pesawat Cassa diperkirakan akan segera datang, karena saat ini posisi pesawat masih berada di Malang," kata Edy Afrizal, Kamis (0/8/2023).

Dia menjelaskan, kedatangan tim TMC ke Riau untuk mendukung kegiatan hujan buatan. Namun kegiatan tersebut kapan dimulai setelah dilakukan kajian potensi cuaca.

"Untuk hujan buatan kapan dimulai itu setelah dilakukan kajian nanti tim TMC BRIN. Jadi mereka yang menentukan kapan dilakukan hujan buatan," ujarnya.

Seperti diketahui, terhitung awal Januari hingga saat ini luas layan terbakar di Riau sudah mencapai 1.184,36 hektar (Ha).

Luasan Karhutla tersebar di kabupaten kota, yakni Rokan Hulu 32,40 Ha, Rokan Hilir 236,00 Ha, Dumai 112,87 Ha, Bengkalis 377,79 Ha, Kepulauan Meranti 24,45 Ha. Siak 41,97 Ha.

Kemudian Pekanbaru 39,63 Ha, Kampar 85,75 Ha, Pelalawan 91,23 Ha, Indragiri Hulu 49,20 Ha, Indragiri Hilir 91,07 Ha, dan Kuantan Singingi 2,0 Ha.

Kemudian pada kegiatan kedua terdapat jumlah sorti sebanyak 14 sorti, bahan semai terpakai sebanyak 11.200 Kg, jumlah jam terbang selama 28 jam 40 menit, dan total hotspot 3 titik.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved