Berita Siak

Warga di Siak Enggan Datang ke Posyandu Meski Tahu Anaknya Stunting

Warga di Kabupaten Siak terbilang enggan datang ke Posyandu meskipun tahu anaknya menderita stunting.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
Istimewa
Warga di Kabupaten Siak terbilang enggan datang ke Posyandu meskipun tahu anaknya menderita stunting. FOTO: Ketua TP PKK Kabupaten Siak Rasidah Alfedri berbincang dengan orang tua Balita penderita stunting di kampung Langkai, Kecamatan Siak, Sabtu (15/10/2022). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Warga di Kabupaten Siak terbilang enggan datang ke Posyandu meskipun tahu anaknya menderita stunting.

Persoalan itu menyulitkan petugas kesehatan di Posyandu untuk memantau perkembangan anak.

Kepala Puskesmas Kecamatan Mempura, dr Liza menghadapi permasalahan itu di wilayah kerjanya. Pihaknya mengalami kesulitan untuk memantau anak stunting. Bahkan kasus anak sudah jelas stunting namun orang tuanya tidak datang ke Posyandu.

“Kami dihadapkan dengan persoalan itu bahwa ibu yang memiliki Balita engan datang ke Posyandu untuk timbang anak. Bahkan yang terindikasi stunting aja, sulit untuk datang ke posyandu,”katanya, Rabu (30/8/2023) pada acara diseminasi dan rencana tindak lanjut audit kasus stunting Kabupaten Siak 2023 di kantor bupati Siak.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Setdakab Siak, Fauzi Asni mengatakan pihak Puskesmas harus lebih aktif melakukan sosialisasi tentang stunting ke masyarakat. Sebab kasus stunting tidak hanya terjadi pada keluarga dengan kondisi ekonomi susah.

“Kami menemukan kasus stunting pada keluarga kaya. Temuan itu tidak mengherankan karena kasus stunting tidak mengenal miskin atau kaya.

Kader Posyandu kita menemukan kasus seperti itu, Dia keluarga ekonomi menengah ke atas, karena pola asuh yang salah, setelah dicek anaknya stunting,” ujar Fauzi.

Dijelaskannya, kesehatan masyarakat merupakan program prioritas nomor satu. Pasalnya hal tersebut tertuang dalam misi nomor dua Bupati Siak dan Wakil Bupati Siak.

“Mewujudkan kualitas SDM yang agamis, unggul sehat dan cerdas. Kata sehat itu menandakan Pak Bupati kita mempunyai visi membuat masyarakat sehat. Dan kita berkumpul di sini, bersama-sama memikirkan bagaimana kasus tengkes ini, berkurang di Kabupaten Siak,” katanya.

Ia melanjutkan, demi menyiapkan SDM yang handal Pemkab Siak harus mampu menyelesaikan masalah gizi buruk, miskin ekstrim dan stunting. Saat ini Pemkab sedang gencar menyelesaikan masalah itu.

Fauzi juga mengaku heran bahwa di kampung paling ujung, kampung Penyengat justru tidak ditemukan kasus tengkes atau stunting.

“Kampung Penyengat, kecamatan Sungai Apit itu, tidak ditemukan anak gizi buruk atau stunting. Mereka makan ikan lomek, distribusi protein anak-anak mereka cukup. Meraka makan ikan laut, terangnya.

Dalam pertemuan itu, ia minta kesungguhan para kader Posyandu, bidan, penyuluh kesehatan, penghulu dan camat harus terlibat langsung penanganan kasus tengkes di daerahnya. Setidaknya ada empat tahapan untuk mengantisipasi kenaikan angka stunting.

Misalnya dengan membentuk tim audit, pelaksanaan audit, diseminasi dan evaluasi kasus stunting.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka stunting di kabupaten Siak, dengan melaksanakan kegiatan terkait dengan tumbuh kembang anak.

Melalui edukasi bagi ibu hamil dan menyusui, melalui kunjungan rumah dan rujukan Balita stunting. (tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved