Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Bengkalis

Jumlah Roro Terbatas dan Sering Rusak, Kendaraan Sawit Harus Antre Lama Menyeberang Keluar Rupat

Belakangan banyak keluhan yang dirasakan masyarakat Pulau Rupat terkait lamanya antrean penyeberangan pelabuhan.

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Sesri
ISTIMEWA
Belakangan banyak keluhan yang dirasakan masyarakat Pulau Rupat terkait lamanya antrean penyeberangan pelabuhan. Terutama dirasakan masyarakat petani sawit yang akan menjual hasil panen sawitnya ke pulau Sumatera. 

TRIBUNPEK ANBARU.COM, BENGKALIS - Penyeberangan RoRo di Tanjung Kapal Pulau Rupat menjadi akses utama angkutan orang dan barang untuk menghubungkan Pulau ini dengan daratan Sumatera.

Hasil pertanian masyarakat Pulau Rupat bahkan diseberangkan melalui akses penyeberangan ini.

Belakangan banyak keluhan yang dirasakan masyarakat Pulau Rupat terkait lamanya antrean penyeberangan pelabuhan.

Terutama dirasakan masyarakat petani sawit yang akan menjual hasil panen sawitnya ke pulau Sumatera.

Hasil panen mereka selalu di bawa ke daratan Sumatera untuk di jual.

Bukan tanpa alasan harga jual sawit di sana jauh lebih tinggi dibandingkan mereka menjual hasil sawitnya ke perusahaan penampung di Pulau Rupat.

Hal ini diakui M Tohar warga Kecamatan Rupat Bengkalis Riau.

Menurut dia, selama ini penyeberangan di Rupat kalau hanya menyeberang kendaraan pribadi dan sepeda motor cukup lancar.

Baca juga: Pemerintah Bengkalis Berharap Program MCC Peningkatan Fasilitas RoRo Dumai Rupat Segera Terealiasasi

Baca juga: Berhasil Gagalkan Peredan Narkoba Sabu 9 Kilogram di Rupat, Ini Komitmen Bea Cukai Bengkalis

Berbeda jika harus membawa hasil sawit miliknya. Kendaraan mereka harus mengantre cukup lama, bahkan kalau terjadi permasalah di kapal menyebabkan kurang armada mereka harus menghabis waktu berhari hari untuk mengantre di pelabuhan RoRo Rupat.

Menurut dia, supir kendaraan pengangkut sawit miliknya bahkan pernah hampir tiga hari menginapkan kendaraan muatan sawitnya di pelabuhan RoRo Rupat.

"Paling lama pernah tiga hari, itu karena ada armada kapal yang rusak, kita berimbas harus antre lama karena terbatas bisa masuk kapal," jelasnya.

Hal yang sama diungkap Daud supir colt diesel pengangkut sawit dari Rupat.

Menurut dia, saat ini antrean penyeberangan kendaraan angkutan sawit paling cepat bisa sekitar empat sampai enam jam baru bisa menyeberang

"Bahkan sering kita antre pagi malam baru bisa menyeberang. Banyak waktu terbuang di pelabuhan jadinya," terang Daud.

Daud mengatakan, kondisi ini terjadi karena ada pembatasan kendaraan angkut sawit yang boleh masuk kapal setiap kali penyeberangan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved