Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Cerita Rakyat

Cerita Rakyat Sumbar : Anggun Nan Tongga, Gambarkan Kesaktian Putra Minang Saat Merantau dan Cinta

cerita rakyat Sumbar atau cerita rakyat Minangkabau yang diangkat dari kaba Anggun Nan Tongga yang menggambarkan kesaktian putra Minang saat merantau

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Kompas.com
Cerita Rakyat Sumbar : Anggun Nan Tongga, Gambarkan Kesaktian Putra Minang Saat Merantau dan Cinta 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berikut ini cerita rakyat Sumbar atau cerita rakyat Minangkabau yang diangkat dari kaba Anggun Nan Tongga yang menggambarkan kesaktian putra Minang saat merantau.

Selain itu, kaba Anggun Nan Tongga yang menjadi cerita rakyat Sumbar atau cerita rakyat Minangkabau ini mengishakan tentang cinta dan sering dijadikan cerita randai.

Konon, pada zaman dahulu, di sebuah pendalaman kampung, hidup seorang pria bernama Anggun Nan Tongga yang juga bergelar Magek Jabang.

Ibunya, Ganto Sani, meninggal dunia tidak lama setelah melahirkan ia, sedangkan sang ayah pergi ke Gunung Ledang.

Sejak kecil, Anggun Nan Tongga hidup bersama tantenya yang bernama Suto Suri.

Sejak kecil pula, Anggun Nan Tongga sudah dijodohkan dengan seorang gadis bernama Gondan Gondoriah.

Di bawah asuhan bibinya, Anggun Nan Tongga tumbuh menjadi pria muda yang cerdas dan pandai berkuda, silat, dan mengaji.

Suatu hari, terdengar sebuah kabar bahwa di Sungai Garinggiang, Nangkodoh Baha membuka sebuah arena pertandingan untuk mencari suami bagi adiknya, Intan Korong.

Nan Tongga kemudian meminta izin kepada Suto Suri untuk ikut serta.

Awalnya, Suto Suri tidak setuju, karena Nan Tongga sudah bertunganan dengan Gondan Gondoriah.

Namun, Nan Tongga tetap bersikeras ingin mengikuti pertandingan tersebut. Alhasil, Suto Suri pun mengalah.

Dalam pertandingan ini, Nan Tongga selalu berhasil memenangi setiap permainan, mulai dari sabung ayam hingga catur.

Salah satu lawannya, yaitu Nangkodoh Baha yang malu dengan kekalahannya kemudian mengejek Nan Tongga.

Nan Tongga dicap telah membiarkan ketiga mamaknya ditawan bajak laut di Pulau Binuang Sati.

Dalam bahasa Minang, mamak berarti panggilan untuk saudara laki-laki ibu.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved