Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Viral

Sengkuni Trending di X dan Bahasa Gaul, Berisi Tudingan Kepada Anies Baswedan, Namun Terbantahkan

Sengkuni trending di X dan viral sebagai Bahasa Gaul, tweet di X berisi tudingan kepada Anies Baswedan, namun terbantahkan oleh netizen dan penjelasan

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Ilustrasi
Sengkuni Trending di X dan Bahasa Gaul, Berisi Tudingan Kepada Anies Baswedan, Namun Terbantahkan 

Ia pernah dipenjarakan bersama dengan kedua orangtua dan 100 saudaranya oleh Destarata suami dari Dewi Gandari yang merupakan kakak kandung Sengkuni.

Selama masa hukuman, ia bersama orangtua dan saudaranya merasakan penderitaan yang sangat luar biasa.

Masing-masing dari mereka hanya diberikan sebutir nasi untuk makan setiap harinya. Dengan alasan bertahan hidup, Sengkuni selama bertahun-tahun terpaksa harus memakan orangtua dan saudaranya sendiri (tidak termasuk Gandari).

Dari masa lalu Sengkuni yang begitu pahit, kita bisa mendapatkan alasan kuat mengapa ia menjadi sosok yang kejam.

Perspektif sosial Albert Bandura menjelaskan bahwa perilaku kejahatan merupakan hasil proses belajar psikologis yang bisa terjadi akibat paparan tindak kejahatan yang dilakukan oleh orang lain kepada dirinya.  Secara potensial, peniruan atau pengulangan akan terjadi.

Hal serupa dapat kita temukan dalam salah satu karakter DC Comics, Joker (musuh Batman).

Shita Dewi Ratih Permatasari (2020) dalam artikelnya berjudul The Altruistic Side of Arthur Fleck as The Main Character in Todd Phillip’s Joker menjelaskan soal perubahan karakter Joker yang diakibatkan oleh peristiwa masa lalunya.

Sebelum berubah menjadi Joker yang bengis, sadis, dan licik, Arthur Fleck merupakan sosok yang baik, jujur, dan penyayang.

Ia berubah setelah mengalami serangkaian peristiwa pahit dalam hidupnya seperti dibohongi oleh ibunya sendiri, difitnah oleh teman kerjanya, hingga tidak diakui oleh ayah kandungnya.

Sementara itu, Sigmund Freud berargumen bahwa kejahatan yang dilakukan oleh manusia berakar dari prinsip kesenangan karena manusia pada dasarnya memiliki dorongan alamiah untuk meraih kepuasaan (pleasure principle) seperti makan, seks, dan kelangsungan hidup.

Freud percaya bahwa cara orang mendapatkan pleasure berbeda-beda. Bisa diperoleh dengan cara legal atau ilegal (tindak kejahatan).

Melalui dua konsep di atas kita dapat menyimpulkan bahwa masa lalu Sengkuni menjadi salah satu alasan kuat mengapa ia menjadi jahat karena hal tersebut terjadi sebagai dampak dari perlakuan kejam yang ia alami bersama orangtua dan saudara-saudaranya.

Waspada terhadap Sengkuni di politik

Terlepas dari masa lalu Sengkuni yang pahit, kejahatan tetaplah kejahatan. Karakter Sengkuni yang gemar menebar fitnah dan mengadu domba hingga menimbulkan perpecahan dan perang saudara tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.

Jika ditarik ke konteks politik atau poltik Sengkuni adalah Sengkuni yang selalu muncul dalam kontestasi politik Indonesia sebagai analogi perebutan kekuasaan.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved