Berita Pekanbaru
Kasus Pencabulan Anak TK Swasta di Pekanbaru Oleh Teman Satu Sekolah Tuntas, Ini Penjelasan Polisi
Dugaan pencabulan anak salah satu Taman Kanak-kanak (TK) swasta di Pekanbaru berinisial N, oleh teman satu sekolah, mencapai kesepakatan damai
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
Seto menegaskan, anak dilindungi oleh Undang-undang. Termasuk jika terkait dengan permasalahan atau ranah hukum, ada sistem peradilan sendiri yang mengatur.
"Semoga semua memahami penanganan terbaik bagi anak, tidak sampai menjadi bola liar. Kita berharap masalah ini akan ditangani serius, jangan ada yang ditutup-tutupi," jelasnya.
Ia berujar, dirinya bersama tim juga sudah datang langsung ke rumah korban dan terduga pelaku.
Disinyalir, kasus ini terjadi juga bermula dari lingkungan keluarga.
Untuk itu, ia berharap para orang tua bisa lebih peduli dengan putra putrinya yang masih dalam usia dini.
Ia juga mengingatkan soal bahaya gadget bagi anak jika tanpa kontrol orang tua.
"Gadget harus diwaspadai. Memang ada sisi positif dan negatif. Sama dengan gunting atau pisau. Intinya bagaimana menggunakan alat dengan cerdas dan bijaksana. Mohon ada contoh juga dari orang tua," pungkasnya.
Ayah korban, DF (38) menyebut, dugaan pencabulan terjadi sekitar Oktober 2023.
Namun pihak keluarga baru tahu awal november 2023 ketika korban mengalami perubahan perilaku
"Dari awal masalah ini muncul, saya bersama istri sudah menjumpai dan menyampaikan kejadian ke pihak sekolah dan kami meminta tanggung jawab, sejak saat itu hingga dua bulan berlalu, pihak sekolah diam saja, tidak ada tindakan pengobatan, terapi dan lainnya terhadap anak saya," kata DF, Jumat (12/1/2024) lalu.
Diceritakan DF, akhirnya ia dan istrinya melakukan pemeriksaan sendiri dengan membawa sang anak ke psikiater dan visum ke RS Bhayangkara.
"Hingga hari ini, pihak sekolah tidak pernah menghubungi, tidak pernah bertanya kabar dan kondisi anak, tidak ada itikad baik menyelesaikan, padahal terjadi di sekolah dan saat jam sekolah," ujarnya lagi.
Menurut DF, tidak ada satupun bentuk tanggung jawab sekolah ke dirinya, istri serta anaknya.
"Malah di awal-awal kami mengadukan dan komplain ke sekolah, pihak sekolah seperti menganggap hal yg terjadi itu biasa, itu jawaban dari Kepala sekolah, malah kami dibilang akan dituntut atas pencemaran nama baik jika tidak terbukti," tambahnya.
Masih dijelaskan DF, setelah beberapa hari sejak pertemuan pertama, istri DF kembali lagi menemui kepala sekolah, bertanya bagaimana masalah yang terjadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.