Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Pekanbaru

Kasus Pencabulan Anak TK Swasta di Pekanbaru Oleh Teman Satu Sekolah Tuntas, Ini Penjelasan Polisi

Dugaan pencabulan anak salah satu Taman Kanak-kanak (TK) swasta di Pekanbaru berinisial N, oleh teman satu sekolah, mencapai kesepakatan damai

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
Istimewa
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) sekaligus pemerhati anak, Seto Mulyadi saat mengunjungi anak murid TK swasta di Pekanbaru yang jadi korban pencabulan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kasus dugaan pencabulan anak salah satu Taman Kanak-kanak (TK) swasta di Pekanbaru berinisial N, oleh teman satu sekolah, mencapai kesepakatan damai.

Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra.

"Alhamdulillah, berdasarkan amanat undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 21 tentang Sistem Peradilan Anak, kedua belah pihak, sudah mencapai kesepakatan. Kami instansi kepolisian, Disdik, Bapas, UPT PPA, sepakat semua bertanggung jawab," katanya, Jumat (19/1/2024).

Baca juga: Sudah Dilakukan Mediasi, Disdik Pekanbaru Harap Ada Solusi Terbaik Terkait Dugaan Pencabulan Anak TK

Baca juga: Gawat, Murid TK di Pekanbaru Diduga Dicabuli Teman Sekelasnya, Orangtua Minta Tanggung Jawab

Baca juga: Foto : Kak Seto Dampingi Mediasi Kasus Dugaan Pencabulan Murid TK di Pekanbaru

"Sudah selesai perkara ini, intinya pemulihan ke depan bagi kedua anak, karena ini menyangkut masalah anak," imbuh Bery.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) sekaligus pemerhati anak, Seto Mulyadi, juga menyoroti soal kasus ini.

Seto mendatangi Markas Polresta Pekanbaru pada Kamis (18/1/2024) kemarin.

Ia mengikuti rapat tertutup yang dihadiri sejumlah pihak terkait kasus ini.

Mulai dari orang tua korban dan terduga pelaku, Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru, Bapas, dan lain-lain.

Diungkapkan Seto, dirinya sepenuhnya mempercayakan penanganan kasus ini kepada Polresta Pekanbaru supaya betul-betul tuntas dan jernih.

Ia berujar, saat awal, ada kesalahpahaman yang terjadi.

Di mana orang tua korban, awalnya sebenarnya hanya ingin ada kejelasan, baik dari orang tua terduga pelaku, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.

"Karena berbagai masalah, kebetulan orang tua terduga pelaku sedang mengalami musibah sehingga terputus komunikasinya. Orang tua korban marah karena tidak ada penyelesaian yang tepat," katanya.

"Kami percaya, dengan hadirnya pihak Disdik, Bapas, Polresta Pekanbaru, dan sebagainya, arahnya justru ada perdamaian dan ada kejelasan masalahnya," imbuh dia.

Lanjut Seto, semua ini demi kepentingan dan hasil terbaik bagi korban maupun terduga pelaku.

Ia khawatir, kedua anak akan terdampak secara psikologis. Lantaran informasi yang terus menjadi viral. Ini berbahaya bagi anak khususnya anak usia dini.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved