Bukan Balas Menyerang Iran, Israel Malah Gempur Gaza, Palestina, Warga Sipil Jadi Korban

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bukan membalas serangan roket Iran, Israel malah gempur Gaza Palestina.

Sejumlah korban sipil berguguran dalam serangan terbaru Israel ke Gaza, Palestina.

Tujuh orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan terbaru Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Wafa melaporkan.

Lebih dari 100 warga Palestina tewas dan hampir 200 orang terluka dalam serangan Israel antara Senin dan Rabu, menurut laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

Angka korban jiwa dari Kementerian Kesehatan di Gaza menunjukkan 102 orang tewas dan 199 luka-luka, termasuk 56 orang tewas dan 89 orang luka-luka dalam serangan Israel dalam 24 jam antara Selasa hingga Rabu malam.

Dilansir Tribunpekanbaru.com dari Aljazeera, laporan singkat OCHA mendokumentasikan beberapa serangan Israel, termasuk satu serangan pada hari Senin dan dua serangan pada hari Selasa, yang semuanya ditujukan terhadap rumah-rumah warga sipil di Gaza dan mengakibatkan terbunuhnya 13 orang, termasuk seorang anak.

Juga pada hari Selasa, tujuh petugas polisi Palestina dan seorang warga sipil tewas ketika pasukan Israel menargetkan kendaraan polisi mereka di Kota Gaza, laporan tersebut mencatat.

Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB (DK PBB) bahwa “pemboman dan pengepungan tanpa ampun yang dilakukan Israel telah mengubah Gaza hingga tidak dapat dikenali lagi”, dan “dehumanisasi yang merajalela” dalam perang tersebut harus diakhiri.

48 negara 'dengan tegas mengutuk' 'serangan besar-besaran' Iran terhadap Israel.

Amerika Serikat, Israel dan 46 negara lainnya telah mengeluarkan pernyataan bersama “dengan tegas” mengutuk “serangan besar-besaran” Iran terhadap Israel pada Sabtu malam.

Pernyataan itu mengatakan, “Beberapa ratus rudal balistik, rudal jelajah, dan drone penyerang… dapat menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa.”

Negara-negara tersebut juga mengatakan Iran “melanggar wilayah udara beberapa” negara lain, sehingga “membahayakan nyawa orang-orang yang tidak bersalah” dan “tampaknya melintasi wilayah udara dekat tempat-tempat suci di Yerusalem”.

Lebih dari separuh negara yang menandatangani pernyataan bersama tersebut berasal dari Eropa, dengan negara penandatangan lainnya antara lain Argentina, Australia, Kanada, Ekuador, Jepang, Selandia Baru, Mikronesia, Palau, Papua Nugini, dan Korea Selatan.

( Tribunpekanbaru.com )