Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Merangkai Asa di Usia Senja, Usaha Ramlis Sudah Eksis Sejak 1995

Pinjaman tersebut juga dimanfaatkan Yunizar untuk mengembangkan usaha rumahan miliknya yang menjual aneka barang harian.

tribunpekanbaru.com/firmaulisihaloho
Ramlis, memulai usaha membuat aneka peralatan dapur dari alumunium sejak tahun 1995. Setiap bulannya, Ia memproduksi ratusan barang, seperti wajan, teko, nampan, loyang, panci dan sebagainya. 

"Quality is never an accident. It is always the result of intelligent effort," John Ruskin

TRIBUNPEKANBARU.COM - Di usia yang tak lagi muda, Ramlis masih semangat menempa alumunium menjadi beragam peralatan dapur. Mulai dari teko, nampan, wajan, loyang dan lainnya Ia kerjakan penuh ketelitian. Hasil tempaan Ramlis terlihat begitu presisi.

Maka tak heran, usaha yang berada di Gang Amal Pos di Jalan Adi Sucipto, Kota Pekanbaru itu sudah bertahan sejak tahun 1995.

Setiap bulannya, Ramlis mampu menghasilkan ratusan peralatan dapur alumunium yang dipesan berbagai konsumen dengan harga mular dari Rp 10 ribuan. Mulai dari toko kue, rumah makan hingga warga sekitar menggunakan jasa ayah tiga orang anak ini.

Tidak hanya di Pekanbaru, hasil tempaan Ramlis itu juga dipesan ke berbagai kota, seperti Bagan Batu, Pelalawan bahkan pernah diorder dari Payakumbuh dan Bukittinggi.

"Keahlian ini sudah saya latih sejak masih muda. Kemudian berlanjut saat bekerja di salah satu perusahaan pembuatan alat-alat pertanian. Setelah itu baru berani memulai usaha sendiri," kata pria berusia 64 tahun itu kepada tribunpekanbaru.com, Selasa (23/4/2024),

Tidak hanya mendapatkan pengalaman di perusahaan tersebut, Ramlis juga gemar mengikuti berbagai seminar di masa itu.

Tujuannya, untuk mendapatkan pengetahuan dalam memulai dan menjalankan suatu bisnis usaha. Juga, memperluas koneksi.

Selain peralatan dapur, Ia juga mampu membuat karya dari bahan alumunium berdasarkan permintaan konsumen. Seperti alat pencacah ubi kayu.

"Kalau alat ini (pencacah ubi) berawal dari permintaan suatu usaha yang masih memotong ubi kayu secara manual. Setelah diorder, kita coba buat dan hasilnya memuaskan. Ternyata banyak yang berminat dan orderan alat pencacah ubi kayu ini bertambah. Kita jual seharga Rp 7 jutaan, lumayan juga kan," ujarnya.

Ditanyakan soal perekrutan pekerja, Ramlis menuturkan usaha yang Ia tekuni membutuhkan ketelitian, bahkan kesenian. Tidak bisa sembarangan orang.

"Kalau yang bisa menempa banyak, tapi kalau yang menempa dengan baik itu sedikit. Makanya, kita mencari tenaga tambahan saat orderan banyak saja. Itupun kerjaan mereka tetap saya awasi," terangnya.

Soal sokongan modal, Ramlis mengatakan terbantu dengan adanya pinjaman kredit Ultra Mikro yang disalurkan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

"Tahun lalu kami mengajukan Rp 3 juta dan tahun ini Rp 10 juta. Sangat membantu lah, cicilannya ringan dan tenornya juga panjang, sehingga keuntungan usaha tidak terganggu," timpal Istrinya, Yunizar yang juga ditunjuk menjadi ketua Kelompok PNM Amal Pos Kota Pekanbaru.

Pinjaman tersebut juga dimanfaatkan Yunizar untuk mengembangkan usaha rumahan miliknya yang menjual aneka barang harian.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved