Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Menyigi Potensi Cuan dari Budidaya Maggot: Sampah Teratasi, Peternak dapat Solusi

Sementara untuk sampah sayuran dan buah lebih cepat lagi. Sederhananya,  maggot dapat menguraikan 2-5 kali berat badannya sendiri dalam sehari.

|
kompas.com
Budidaya Maggot layak dikembangkan karena keandalannya dalam mengurai sampah organik. Selain itu, maggot juga dapat dijadikan pakan ternak yang memiliki kandungan protein dan lemak tinggi. 

“Kemampuan maggot yang luar biasa dalam mengubah hampir semua jenis sampah organik menjadi protein dapat merevolusi pasokan pangan global,” Washington Post, Juli 2019

TRIBUNPEKANBARU.COM - Satu tahun belakangan ini, Sahrul tak lagi menggunakan pakan kimia. Ia memilih maggot sebagai pakan utama ternak ikan miliknya di Desa Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Kolam yang dikelola Sahrul berjumlah 8 unit. Masing-masing kolam berisi sekitar 10 ribu ikan, mulai dari Gurami, Baung dan Patin.

Namun, untuk ikan Patin Ia masih memberikan pakan kimia karena karakteristiknya yang berbeda.

Perkenalan Sahrul dengan maggot bermula saat Ia menonton tayangan di Youtube. Dia menemukan beberapa video peternak ikan yang menggunakan maggot sebagai pakan utama..

“Berawal dari video itu, kita coba juga di sini. Selang beberapa bulan, hasilnya sangat bagus, ketahanan fisik ikan lebih kuat,” jelas Dia kepada tribunpekanbaru.com, Jumat (26/8/2024).

Sahrul merincikan ragam kelebihan maggot sebagai pakan ikan miliknya. Semacam kandungan protein lebih tinggi dan tidak merusak air. Sebab, pakan kimia cenderung mengembang lama di kolam yang bisa menjadi racun bagi air kolam dan ikan itu sendiri.

Sementara maggot tidak langsung mati di dalam kolam. Semisal diberikan siang, maggot tersebut masih bisa dimakan ikan di malam harinya.

“Ikan pun tak cepat lapar karena ada proses pencernaan dulu di dalam perut ikan. Beda dengan pakan kimia yang gampang terurai dan bisa langsung diproses ikan,” sambungnya.

Selain lebih efektif, maggot juga efisien dalam menekan biaya pakan. Sebab, pakan kimia setiap kilogramnya harganya mencapari Rp 13 ribu. Sementara maggot hanya Rp 8 ribu per kilogramya.

Berdasarkan hal itu, kini setiap minggunya Sahrul menempuh jarak sekitar 1 jam ke Kota Pekanbaru untuk membeli 200 kilogram maggot.

"Saya beberapa kali juga mencoba budidaya maggot ini. Hasilnya memang sedikit, tapi cukuplag untuk menopang kebutuhan harian pakan kolam," tuntasnya.

Dengan banyaknya nilai lebih maggot sebagai pakan ternak, pengetahuan tersebut sudah seharusnya disebarkan secara massif.

Pasalnya, merujuk berbagai literasi yang ada, kandungan protein maggot berkisar 41 hingga 42 persen protein kasar dalam bentuk kering. Sementara jika dibandingkan dengan kandungan protein dalam pakan ikan umumnya berkisar antara 20 hingga 40 persen.

Lalu kandungan lemaknya juga tinggi, mencapai 5,9 persen yang sangat berguna bagi pertumbuhan hewan ternak.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved