Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Manfaatnya Tak Selebar Daunnya, Kelor Si Super Food olahan Makaba Kian Sukses

Kini, Maria berniat mengembangkan varian produk kelor. Salah satunya mie kelor yang dipadukan dengan maknan khas Riau, sagu.

IST
Produk olahan Daun Kelor Makaba mengikuti pameran sebagai peserta BRILIanpreneur dari Kota Pekanbaru. Makaba sukses mengolah daun kelor menjadi beberapa varian yang disukai konsumen. 

“Although few people have ever heard of it today, Moringa could soon become one of the world’s most valuable plants, at least in humanitarian terms.” Noel Vietmeyer, US National Academy of Sciences

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bentuknya bulat. Bagian tepinya rata. Ukuran panjangnya berkisar 1cm dengan lebar 0,6cm. Pada setiap tangkai, daun ini terususun majemuk.

Nama daun itu Moringa Oleifera atau lebih dikenal daun kelor. Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis, khususnya di Indonesia.

Daun kelor sudah dikonsumsi sejak zaman dulu karena dipercaya mengandung banyak manfaat bagi tubuh.

Era zaman modern, negara Barat menjuluki daun kelor sebagai, Super Food.

Sebab, International Journal of Phytotherapy Research menyebut daun kelor kering mengandung tujuh kali lipat Vitamin C daripada jeruk, sembilan kali lebih banyak protein daripada yoghurt, 10 kali lebih banyak Vitamin A daripada wortel dan 15 kali kalium daripada pisang. Lalu mengandung kalsium 17 kali lebih banyak daripada susu dan zat besi 25 kali lebih banyak daripada bayam.

Oleh sebab itu, pada saat pandemi, daun kelor diyakini sebagai makanan pencegah dan obat bagi penyintas Covid-19.

Maria Heristin salah satu orang yang meyakininya. Sebagai Ibu Rumah Tangga, Ia gelisah dengan pandemi saat itu. Terlebih Ia memiliki tiga anak yang masih balita.

Hingga pada satu waktu, Ia menemukan artikel dari WHO yang menyebut khasiat daun kelor dalam melawan virus Covid-19.

"Sebelumnya kami di keluarga sudah sering mengkonsumsi daun kelor ini untuk dijadikan sayur. Ternyata, setelah baca artikel WHO jadi makin tahu daun kelor punya banyak kandungan baik untuk tubuh," ujarnya kepada tribunpekanbaru.com, Senin (30/4/2024).

Kala itu, ada beberapa pohon kelor yang tumbuh di Rumah Maria yang beralamat di Jalan Kartama Kota Pekanbaru.

Tak hanya dikonsumsi pribadi, Ia kemudian menawarkan daun kelor yang dipanen dari halaman rumah  melalui media sosial setelah sebelumnya dikeringkan dan dibungkus plastik. Tak disangka, beberapa teman dan kerabat tertarik lalu membelinya.

Melihat antusias konsumen, pada tahun 2020 Maria berniat mengembangkan daun kelor ini agar diterima lebih luas oleh masyarakat.

Ia mempelajari produk turunan olahan daun kelor secara virtual. Salah satunya dari pengusaha kelor sukses dari Blora, Dudi Krisnadi.

Kemudian tercetus lah ide menggiling daun kelor untuk kemudian dikemas menjadi teh celup.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved