Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Desa Paling Hilir Sungai di Kampar Riau Ini Tak Luput dari Banjir Setelah Pintu Waduk Dibuka

Desa Paling Hilir Sungai Kampar, Desa Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Riau, tak luput dari bencana banjir.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Istimewa
Bangunan sekolah dan Kantor Desa Buluh Cina terendam banjir. Desa Paling Hilir Sungai Kampar, Desa Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Riau, tak luput dari bencana banjir. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Desa Paling Hilir Sungai Kampar, Desa Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Riau, tak luput dari bencana banjir.

Luapan Sungai Kampar merendam sebagian wilayah desa.

Kepala Desa Buluh Cina, Azrianto mengatakan, sungai sudah mulai meluap sejak Selasa (14/5/2024).

Akhirnya merendam pemukiman warga, jalan desa, dan fasilitas umum.

"Dua hari inilah (Buluh Cina dilanda banjir). Setelah pintu waduk dibuka, besoknya dampaknya sudah sampai disini," ungkapnya kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (16/5/2024).

Seperti diketahui, Buluh Cina merupakan wilayah Kabupaten Kampar paling hilir Sungai Kampar yang berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan.

Desa ini merupakan yang terparah dilanda banjir.

Hampir semua wilayah desa ini terendam banjir besar selama dari akhir 2023 hingga Februari 2024.

Banjir bertahan lama karena akumulasi debit air dari hulu sungai, ditambah curah hujan yang tinggi kala itu.

Azrianto mengatakan, genangan banjir terpantau masih naik hingga Rabu pagi.

Padahal, bukaan pintu pelimpah Waduk PLTA Koto Panjang sudah dikurangi sejak Rabu (15/5).

"Ini air masih naik. Rumah warga sudah terendam. Jalan desa juga. Sekolah dan halaman kantor desa pun mulai terendam," ujarnya.

Ia menyebutkan, air sudah merendam sekitar 60 sampai 70 rumah warga.

Selain itu, akses jalan ke dusun paling ujung di desa itu sudah tidak dapat dilalui kendaraan.

Tetapi akses utama menuju desa belum tergenang seperti banjir besar lalu.

Meski begitu, ia mengemukakan, belum ada warga yang mengungsi.

Menurut dia, kebiasaan warga setempat memang memilih bertahan di rumah saat banjir daripada mengungsi.

Ia mengatakan, warga terdampak banjir membutuhkan bantuan sembako. Hal ini telah dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Kampar disertai perkembangan situasi. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved