Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Idul Adha 2024

Warga Antusias Ikuti Shalat Idul Adha di Lapangan SMK 3 Muhammadiyah Pekanbaru

Lebih dari 100 warga Muhammadiyah dan warga sekitar menghadiri shalat Idul Adha di lapangan SMK 3 Muhammadiyah Pekanbaru

Penulis: Alex | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Alex Sander
Lebih dari 100 warga Muhammadiyah dan warga sekitar menghadiri shalat Idul Adha di lapangan SMK 3 Muhammadiyah Pekanbaru pada Senin (17/6/2024) pagi hari ini, diikuti dengan khidmat dan penuh kekhusyukan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Lebih dari 100 warga Muhammadiyah dan warga sekitar menghadiri shalat Idul Adha di lapangan SMK 3 Muhammadiyah Pekanbaru pada Senin (17/6/2024) pagi hari ini, diikuti dengan khidmat dan penuh kekhusyukan.

Acara tersebut berlangsung lancar dengan dipimpin oleh Imam Ustadz Azro'iy, yang menyampaikan khutbah bertemakan "Makna Pengorbanan dalam Kehidupan Sehari-hari". Para jamaah terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut hingga selesai.

Ustad Azro'iy dalam kesempatan itu menyampaikan berkurban merupakan bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT, mengingatkan umat Muslim akan kisah Nabi Ibrahim AS yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, sebagai bentuk kepatuhan pada perintah Allah.

Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, menunjukkan bahwa yang diinginkan Allah bukanlah pengorbanan fisik, melainkan ketundukan dan ketaatan yang tulus dari hamba-Nya.

Esensi dari berkurban tetaplah pada niat dan kesungguhan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membantu sesama yang membutuhkan.

Baca juga: FOTO: Pelaksanaan Shalat Idul Adha di Masjid An Nur Riau, Pekanbaru

Walaupun cara pelaksanaannya bisa beragam, baik secara tradisional maupun modern, yang terpenting adalah semangat berbagi dan ketaatan kepada perintah Allah yang harus dipegang teguh.

Ia juga menyampaikan, bentuk berkurban lainnya dalam keluarga, wujud cinta seorang anak kepada orangtua tidak hanya terlihat dari sikap hormat dan kasih sayang selama mereka hidup, tetapi juga dari usaha mendidik diri menjadi individu yang mandiri dan penuh tanggung jawab.

Orangtua yang mendidik anaknya dengan nilai-nilai kemandirian, mengajarkan mereka untuk mampu berdiri di atas kaki sendiri, sejatinya sedang menanamkan fondasi cinta yang kokoh.

Seorang anak yang tumbuh mandiri tidak hanya mampu mengurus dirinya sendiri tetapi juga menjadi kebanggaan bagi orangtuanya.

Kemandirian ini mencerminkan bahwa ajaran dan usaha orangtua dalam membesarkan anaknya berhasil, dan itu adalah salah satu bentuk penghargaan terbesar yang bisa diberikan seorang anak kepada orangtuanya.

Selain itu, doa yang dipanjatkan seorang anak untuk kedua orangtuanya, terutama setelah mereka tiada, adalah bentuk cinta yang abadi dan tidak lekang oleh waktu.

Dalam ajaran Islam, doa anak yang saleh untuk orangtuanya adalah salah satu amalan yang terus mengalir pahalanya bahkan setelah mereka meninggal dunia. (Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved