Melangkah Maju Tanpa Rentenir, UMi Sokong Keberlanjutan Usaha Ultra Mikro
Calon Debitur hanya perlu memiliki NIK atau e-KTP dan tidak sedang menerima kredit program pemerintah atau KUR.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
"Microfinance recognizes that poor people are remarkable reservoirs of energy and knowledge, posing an untapped opportunity to create markets, bring people in from the margins and give them the tools with which to help themselves," Kofi Annan
TRIBUNPEKANBARU.COM - Raut ceria di wajah Reni seketika pudar saat pembicaraan mengarah ke rentenir. Bayang-bayang tahun 2022 kembali menghantui, membangkitkan rasa sesak dan ketakutan. Usahanya pun terlantar, dihantui bayang-bayang masa lalu yang kelam.
Masa itu Reny tergiur tawaran pinjaman dari rentenir yang begitu mudah dan cepat tanpa proses administrasi apapun. Dia mengajukan pinjaman senilai Rp 2 juta.
Pinjaman itu digunakan untuk modal tambahan usaha jajanan miliknya di Jalan Hang Tuah, Kota Pekanbaru. Dengan angsuran sebesar Rp 225 ribu selama 20 minggu, Reni paham betul bunga cicilannya sangat besar.
“Kita mau pinjam ke rentenir karena prosesnya mudah. Angsuran pun mereka yang jemput tiap minggunya tanpa agunan pula. Kalau ke bank kan agak susah administrasinya. Harus mengisi formulir dulu, diwawancara dan disurvei,” kenangnya kepada tribunpekanbaru.com, Jumat (14/6/2024).
Mimpi buruk dimulai saat cicilan memasuki minggu ke sepuluh. Beban terasa semakin berat, seiring kebutuhan rumah tangga yang ikut meningkat. Reni pun acapkali bersembunyi di rumahnya kala rentenir datang menjemput tagihan.
“Suami kerjanya hanya buruh harian. Sementara usaha jajanan ini rata-rata seminggu hanya dapat 400 ribuan. Kalau lagi ramai bisalah dapat Rp 600 ribuan,” katanya.
Terbebas dari jeratan rentenir, Reni berjanji takkan kembali mencicipi pahitnya lilitan hutang. Kini, Ia memilih menapaki jalan terjal menabung dari hasil jerih payahnya, meski perlahan.
Praktik rentenir di Indonesia cukup sulit diberantas. Bahkan, survei Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang dirilis tahun 2023 menyebut 5 juta orang di Indonesia masih memilih untuk meminjam dana pada renternir dengan bunga yang sangat tinggi, yaitu 100-500 persen.
Kendati demikian, pemerintah terus berupaya memberikan akses yang mudah bagi pelaku usaha mikro dalam mendapatkan suntikan modal. Seperti kredit Ultra Mikro atau UMi dengan nilai pinjaman mulai dari Rp 2 juta saja tanpa proses yang sulit.
Bagi masyarakat yang ingin mengakses layanan ini juga dipermudah. Sebab, lembaga penyaluran yang ditunjuk cukup banyak dan beragam.
Hingga Mei 2024 lalu, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menunjuk 89 lembaga keuangan bukan bank (LKBB) yang bisa menyalurkan UMi selain BRI dan PNM sebagai leading sector.
“Lembaga ini dapat menjangkau sebanyak 510 dari total seluruhnya sebanyak 514 kabupaten/kota di Indonesia,” kata Direktur Utama PIP Ismed Saputra melalui siaran pers, Rabu (1/5/2024).
Untuk syarat, Dia mengatakan sangat mudah. Calon Debitur hanya perlu memiliki NIK atau e-KTP dan tidak sedang menerima kredit program pemerintah atau KUR.
Tidak hanya menyalurkan pembiayaan, pihaknya turut memberdayakan para pelaku usaha melalui berbagai program, seperti pelatihan kewirausahaan kepada sebanyak 3.760 debitur dan pelatihan pendamping sebanyak 1.190 kegiatan dalam periode 2022-2023.
| Tragis, Bu Bidan Dihujani Tusukan Berkali-Kali: Motifnya Terungkap |
|
|---|
| Bidan di Banjarmasin Tewas Ditusuk Karena Tak Mau Pinjamkan Uang ke Pelaku |
|
|---|
| Apa Itu Ilfil Dibahas Lebih Dalam, Simak Disini Arti Atau Ilfil Artinya dalam Bahasa Gaul |
|
|---|
| Diduga Main Api dengan Polwan, Anggota DPRD Blitar Jadi Sorotan: Digerebek saat di Hotel |
|
|---|
| Contoh Soal UAS/PAS Matematika Kelas 7 SMP/MTs Semester 1 Kurikulum Merdeka Disertai Kunci Jawaban |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.