Wacana Bandara SSK II Dibangun di Siak
Wacana Bandara SSK II Dipindah ke Siak Riau, Wabup Husni Merza: Sudah Saatnya Pulang Kampung
Wakil Bupati Siak, Husni Merza menyinggung soal rencana relokasi Bandara Sultan Syarif Kasim II di Siak, Riau.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Wakil Bupati Siak, Husni Merza menyinggung soal rencana relokasi Bandara Sultan Syarif Kasim II di Siak, Riau.
Kajian soal pemindahan dan penetapan lokasi bandara baru juga telah dilakukan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan pada 2007 lalu.
Kabupaten Siak dipilih karena terbilang dekat dengan ibu kota Provinsi Riau, yaitu Pekanbaru.
Relokasi perlu segera dilakukan sebab Bandara Sultan Syarif Kasim II yang di Pekanbaru sudah sangat sibuk.
Hasil penelitian PT Angkasa Pura II pada 2014, jumlah penumpang di Bandara SSK II terus meningkat.
Bahkan akan mencapai 9,5 juta jiwa per tahun pada 2025.
Meskipun bangunan bandara telah ditambah, Bandara internasional SSK II hanya mampu menampung 8 juta orang.
Baca juga: Wacana Pemindahan Bandara SSK II Pekanbaru ke Siak Riau, Ini Tanggapan Bupati
Baca juga: Sempat Terdampak Gangguan, Layanan Pemeriksaan Paspor di Bandara SSK II Pekanbaru Sudah Normal Lagi
Bandara SSK II Pekanbaru adalah peninggalan sejarah dari zaman kemerdekaan melawan penjajah Belanda dan Jepang.
Dahulu sebelum Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, namanya adalah Bandar Udara Simpang Tiga.
Nama Simpang Tiga diambil karena lokasinya berada tiga jalan persimpangan yaitu jalan menuju Kota Madya Pekanbaru.
Sedangkan nama Sultan Syarif Kasim II diambil dari nama pahlawan Nasional Indonesia dari Riau.
Sultan Syarif Kasim II atau Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin adalah sultan ke-12 Kesultanan Siak.
Area Bandara SSK II sekaligus merupakan tempat Bandara Angkatan Udara Roesmin Nurjadin.
“Bandara Sultan Syarif Kasim II dan pangkalan militer Rusmin Nurjadin itu juga tempatnya. Jadi kalau orang bilang Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru itu juga dan Bandara AU Rusmin Nurjadin, itu juga,” kata Husni Merza.
Ia menyampaikan hal tersebut saat kegiatan Program Bupati Kerja dan Ngantor di Kampung (Bujang Kampung) series ke -108.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kampung Jati Baru, Kecamatan Bungaraya, Siak, Riau, Jumat (5/7/2024).
Dalam acara tersebut ia mengatakan, kemungkinan Bandara Sultan Syarif Kasim untuk dikembangkan sangat kecil, sehingga digaungkan kembali agar dipulangkan ke kampungnya.
“Nah, karena itu Sultan Syarif Kasim II sudah saatnya dipulangkan ke kampungnya,” ujar Husni.
Mendengar keterangan itu audiens seisi ruangan bertepuk tangan.
Semuanya berharap agar Bandara Sultan Syarif Kasim II dibangun di Kabupaten Siak, Riau.
Lahan yang dicadangkan untuk pembangunan Bandara ini berada di Kecamatan Koto Gasib.
Husni juga menyampaikan alasan Pemkab Siak menyambut baik wacana tersebut.
Pertama, Riau harus memiliki Bandara yang lebih representatif untuk penerbangan international, kemudian sebagai embarkasi haji di masa depan.
Kedua, lokasi di kabupaten Siak yang berdekatan dengan kawasan pusat pemerintahan baru kota Pekanbaru akan memacu pertumbuhan kedua daerah dan daerah-daerah di sekitarnya.
Ketiga, Riau berpeluang membangun bandar udara dengan konsep green airport (bandara yang ramah lingkungan) yang akan menjadi keunikan tersendiri sekaligus akan menjadi destinasi wisata baru.
“Saya pikir semua masyarakat Siak juga akan setuju dengan pembangunan Bandara di kabupaten Siak,” katanya.
Sementara itu Bupati Siak Alfedri menyambut baik wacana ini meski sudah dibahas sejak 5 tahun lalu.
Ia siap jika pembangunan dilaksanakan di wilayah kabupaten Siak.
“Kami menyambut baik dan mendukung penuh rencana ini,” ujar Alfedri, Rabu (22/5/2024).
Menurut Alfedri, sulit Bandara SSK II Pekanbaru dikembangkan mengingat penduduk semakin padat.
Pada 2007 lalu sudah dilakukan kajian yang dilaksanakan Dirjen Perhubungan Udara.
“Pemkab Siak akan terbuka untuk ini, serta proaktif sesuai kewenangan di daerah,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten Siak L Budhi Yuwono juga mendukung penuh rencana pindah bandara SSK II ke kabupaten Siak.
Menurutnya, wacana pemindahan bandara SSK II ini, sudah di bahas sejak 2007 lalu, pasalnya selain run way yang pendek di tambah bandara berada di tengah kota tidak memungkinkan untuk di pertahankan.
“Pemkab Siak tentu mendukung dan menyambut baik rencana ini. Sebagaimana kajian dan study sudah pernah dilakukan, secara teknis memang lokasi calon bandara pengganti SSK II itu, ada di Kabupaten Siak, karena lebih memenuhi kriteria dibanding calon-calon lokasi lainnya,” sebut Budhi.
Menurutnya, dilihat dari jarak Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau cukup dekat ke Siak, termasuk di tinjau dari pola pemanfaatan ruang udara dan keselamatan penerbangan.
“Sangat pas dan cocok di Siak. Lokasi yang luas itu ada di wilayah kabupaten Siak dan berada jauh dari pemukiman penduduk,” katanya.
Selain itu, juga ada kesesuaiannya dengan konteks sejarah yaitu SSK II merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Siak Sri Indrapura.
Ia melanjutkan, membangun Bandara baru dengan konsep Aerocity yang luasnya mencapai 10.000 hektar di kawasan Metropolitan Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan).
Bandara Aerocity yang dimaksud akan terintegrasi dengan pergudangan, perumahan, terminal antar moda, perkantoran, kawasan industri, dan tempat wisata yang didukung oleh infrastruktur perkotaan modern.
Program Bujang Kampung Dituntaskan Tahun Ini
Kembali soal Program Bupati Kerja dan Ngantor di Kampung (Bujang Kampung) series ke -108, acara dimulai sejak pukul 07.30 WIB dengan apel pagi di halaman kantor penghulu kampung (desa).
Dilanjutkan dengan pemberian layanan serta Rakor antara Pemkab Siak dengan Pemerintah kampung.
Rakor ini dipimpin langsung Wakil Bupati Siak Husni Merza.
Ia didampingi oleh sejumlah kepala dinas seperti Kepala Dinas Kesehatan Siak dr Benny Chairuddin, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan, Kaharuddin, Kepala Dinas Pertanian, Irwan Saputra, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Arisman, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DMPK) Siak, Muhammad Arifin, Ketua Baznas Siak Ust Samparis Bin Tatan dan jajaran masing-masing.
Husni mengatakan, program Bujang Kampung sudah berlangsung di 102 Kampung dan 6 kelurahan.
Masih tersisa 23 kampung dan kelurahan lagi yang akan dituntaskan pada tahun ini.
Rakor yang berlangsung di aula kantor penghulu kampung ini diikuti oleh perangkat kampung, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.
Dalam Rakor itu Husni sering berseloroh sehingga suasana tidak kaku.
Kegiatan Bujang Kampung di Jati Baru ini juga diiringi dengan pemberian layanan pencetakan KTP, KK, KIA, pengurusan NIB, pelayanan kesehatan gratis, perpustakaan keliling dan pelayanan Baznas. (tribunpekanbaru.com/mayonal putra)
Bupati Kepulauan Meranti H. Asmar Raih Penghargaan Tribun Pekanbaru Award 2025 |
![]() |
---|
PTPN IV PalmCo Raih Penghargaan Tribun Pekanbaru Award 2025 Atas Komitmen Perkuat Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Tribun Pekanbaru Award 2025, Pertamina Gas Operation Rokan Area Raih Penghargaan CSR Terbaik |
![]() |
---|
Malam Puncak Anugerah Tribun Pekanbaru Award 2025 Meriah, Ini Daftar Penerima Penghargaan |
![]() |
---|
Malam Puncak Tribun Pekanbaru Award 2025 Berlangsung Meriah, Ini Penghargaan yang Diberikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.