Kerangka Ibu dan Anak di Bandung

Ternyata Suami yang Temukan Tulang Istri dan Anak Itu 3 Kali Menikah, Istri Belum Dicerai

Penyidik meminta Mudjoyo Tjandra untuk tidak pulang ke Ciamis, sebab masih akan dilakukan pemeriksaam lanjutan.

Editor: Muhammad Ridho
via tribun bengkulu/facebook imanuel
Jejak Digital Ibu dan Anak Tinggal Tulang Belulang, Elia Curhat Akan Hidup Sendirian di Hutan 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus penemuan kerangka Ibu dan anak di Bandung belum menemukan titik terang.

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab kematian jasad ibu dan anak tersebut.

Namun Mudjoyo Tjandra yang merupakan mantan suami si Ibu, sudah diperiksa pihak kepolisian.

Diketahui kerangka ibu dan anak bernama Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Immanuel (24) ditemukan pertama kali oleh suami, Mudjoyo Tjandra, pada Senin (29/7/2024).

Berdasarkan keterangan warga, Mudjoyo Tjandra sudah berpisah rumah dengan istrinya 8 tahun silam.

Diduga Mudjoyo Tjandra menikah lagi dengan istri ketiganya di Ciamis.

Iguh Indah Hayati disebut istri kedua Mudjoyo Tjandra dan statusnya belum bercerai.

Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, mengatakan Mudjoyo Tjandra berstatus sebagai saksi dan telah menjalani pemeriksaan.

"Menurut keterangannya masih pisah rumah, belum ada perceraian dan memang (suami) keluar dari rumah ini semenjak tahun 2015," tuturnya, Selasa (30/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Penyidik meminta Mudjoyo Tjandra untuk tidak pulang ke Ciamis, sebab masih akan dilakukan pemeriksaam lanjutan.

"Ada di sekitar sini (suaminya) karena memang ada keluarganya yang tinggal di sini. Jadi kita tetap masih terus melakukan pemeriksaan-pemeriksaan," lanjutnya.

Selain Mudjoyo Tjandra, ketua RT, ketua RW, serta tetangga menjadi saksi dalam kasus ini.

Warga bernama Ai Suryati (54), menyatakan Mudjoyo Tjandra meninggalkan istrinya dan tak pernah terlihat lagi.

"Udah delapan tahunan lebih udah pisah, terakhir ketemu sebelum corona, saya lupa tahunnya, itu pun tidak sama sekali ngobrol. Kalau mau kerja juga hanya lewat saja," tukasnya.

Sebelum penemuan kerangka, Mudjoyo Tjandra meminta bantuan warga untuk membuka paksa rumah yang sudah terbengkalai.

"Namun saat akan masuk ke dalam rumah, kondisi pagar pintunya tergombok. Sehingga, suaminya menghubungi RT dan warga untuk minta bantuan dengan menjebol," terangnya.

Dalam proses olah TKP, penyidik menemukan tulisan di tembok diduga pesan Indah Hayati dan Elia sebelum meninggal.

Pesan tersebut ditujukan untuk suami Indah Hayati, Mudjoyo Tjandra.

Tri Suhartanto mengaku masih menyelidiki tulisan di tembok dan mencocokkan dengan tulisan korban yang lain.

"Tulisan-tulisan tangan itu sebagai bukti penunjang, ya. Kita nanti akan mencocokkan antara bukti yang ada di dalam tembok dengan tulisan di dalam buku," bebernya, Selasa (30/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Penyidik belum dapat menyimpulkan maksud dari tulisan di tembok dan masih fokus menyelidiki penyabab kematian korban.

"Sebenarnya sudah ada dan kita bisa menyimpulkan, tapi itu tadi, kita harus tahu dulu penyebab kematian," sambungnya.

Tulisan di tembok menjadi salah satu barang bukti untuk mengungkap penyebab kematian hingga waktu kematian.

“Memang sudah ada bukti-bukti penunjang dan bukti-bukti petunjuk untuk memastikan apa penyebab kematian dari kedua korban tersebut. Baru kita bisa menjelaskan nih, kalau sekarang kan hanya persepsi," tandasnya.

"Nanti kita masih akan terus melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan keterangan dari saksi-saksi tersebut," pungkasnya.

Isi Tulisan di Tembok

Diduga tulisan yang ada di dinding merupakan curhatan ibu dan anak laki-lakinya sebelum meninggal.

Tulisan pertama merupakan pesan ibu yang meminta rumah dijadikan masjid.

"Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya."

Tulisan selanjutnya berisi curhatan Iguh Indah Hayati yang ditelantarkan suaminya, Mudjoyo Tjandra.

Selama ini mereka tak pernah diberi nafkah lantaran Mudjoyo Tjandra memilih menikah lagi dengan istri ketiganya.

"Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang foto bersamamu itu."

"Dipajang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri pertamamu yang bernama Leony Maria Theressia."

Kemudian tulisan ketiga merupakan coretan dari anak laki-laki yang tak pernah diberi uang sekolah.

"Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah."

"Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya Tuhan yang sempurna."

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved