Wawancara Eksklusif
Kombes Pol Manang Soebeti Punya 600 Ribu Informan, Sudah Tangkap 2.205 Orang Terkait Narkoba di Riau
Kombes Pol Manang Soebeti sepanjang Januari sampai Juli 2024 sudah menangani 1.507 kasus narkotika dengan jumlah tersangka mencapai 2.205 orang
Penulis: Rizky Armanda | Editor: FebriHendra
M: Kita sudah punya data jaringan, data modus operandi, data jalur masuk narkoba. Ini yang jadi target kita.
Provinsi Riau memang jadi salah satu pintu masuk narkoba di Sumatera, bahkan Indonesia. Di Riau ada 3 sampai 4 titik pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia. Ini menjadi target kami.
Kami selalu melakukan kegiatan di sekitar sana. Kita memantau, menggunakan informasi jaringan, berbagai teknik lain dalam penyelidikan. Barang itu masuk dari pelabuhan tikus. Menggunakan kapal speed boat. Kita bekerjasama dengan instansi lain, Bea Cukai, BNN, TNI AL, dan lain-lain.
T: Anak muda yang terbilang rentan terpapar narkoba, bagaimana upaya yang dilakukan? Seperti kasus viral terjadi belakangan ini, mahasiswi mengonsumsi narkoba dan menabrak pemotor ibu-ibu hingga tewas.
M: Kalau di bidang pencegahan sebenarnya di Direktorat Narkoba, bukan bidang kami. Tapi kami tidak diam juga. Tugas kami lebih ke pemberantasan.
Tapi kami tidak diam. Salah satu cara saya melalui edukasi lewat konten media sosial yang saya buat. Saya selalu tampilkan, ini bahaya narkoba, contohnya sudah banyak.
Saya ingin mengedukasi masyarakat, generasi muda. Apalagi anak muda banyak yang pakai media sosial, jadi lebih tepat sasaran.
Pesan-pesan selalu saya sampaikan, jauhi narkoba, ayo bersatu lawan narkoba. Ini pencegahan sebenarnya.
Banyak direct message, banyak yang mengatakan terima kasih sejak nonton konten saya, jadi berhenti pakai narkoba. Saya bicara apa adanya.
Banyak juga yang minta bantuan, tolong suaminya, adiknya, dan sebagainya.
T: Masyarakat bisa menginformasikan langsung ke anda?
M: Semua komen dan pesan yang masuk, itu saya baca. Boleh melapor soal peredaran narkoba. Jadi saya punya 600 ribu informan, yang merupakan followers saya.
T: Dalam pemberantasan sampai ke kampung narkoba, terus kelanjutannya bagaimana?
M: Ini yang ingin saya sampaikan. Saya sudah sampaikan di awal, saya pernah jabat Kapolsek Sawahan, tempat lokalisasi Dolly di Jawa Timur. Ini terbesar di Asia Tenggara.
Kita buat rekayasa sosial. Bisa kita adopsi untuk kampung narkoba. Apalagi Pak Kapolda juga bilang jangan sampai lagi ada diksi kampung narkoba.
Program RPL di Unilak Bantu Peningkatan SDM dan Kesejahteraan Bagi Kalangan Pekerja di Riau |
![]() |
---|
Debat Publik Calon Kepala Daerah, Panggung Retorika atau Penentu Elektabilitas? |
![]() |
---|
Ajak Masyarakat Berpartisipasi di Pilkada Serentak, KPU Pekanbaru Gelar Sosialisasi dan Jalan Sehat |
![]() |
---|
KPU Harus Proaktif, Hak Publik untuk Tahu Anggaran Pilkada Serentak 2024 di Riau |
![]() |
---|
Memandu Demokrasi, Media Massa Mendekatkan Pemilih dengan Calon yang Akan Dipilih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.