Kasus Vina Cirebon

Terjawab, Pantesan Sudirman Dijadikan Saksi Mahkota di Kasus Vina Cirebon, Ini Kata Ketua IPW

Menurut Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso, Sudirman ternyata jadi korban ketidak profesionalan penyidik kasus Vina kala itu.

Editor: Muhammad Ridho
tangkap layar
Terjawab, Pantesan Sudirman Dijadikan Saksi Mahkota di Kasus Vina Cirebon, Ini Kata Ketua IPW 

Titin menambahkan, Sudirman itu memiliki hati yang lembut sehingga terkesan tidak mau menyakiti orang lain. 

Karena itu lah dia cenderung mengikuti apa yang dikatakan orang lain, agar tidak kecewa. 

Kondisi Sudirman ini, menurut Titin dimanfaatkan penyidik kasus Vina untuk mengadu dombanya dengan 7 tersangka lain saat proses penyidikan. 

Meski Sudirman bukan orang pertama yang mengaku, penyidik memberitahu ke 7 tersangka lain bahwa Sudirman sudah mengaku sehingga mereka juga mau mengaku. 

Namun sikap penyidik ini malah membuat 7 tersangka lain membenci Sudirman hingga menganiaya dia di tahanan. 

"Padahal Jaya yang mengaku pertama, tapi Sudirman yang dipakai penyidik uhtuk adu domba mereka," ungkap Titin. 

"Makanya anak-anak (7 tersangka lain) udah babak belur, terus dia babak belirin Sudirman juga," tambahnya.

Titin mengaku sampai di persidangan, Sudirman kerap muntah darah karena dianiaya penyidik dan teman-temannya. 

"Saya yang ngelapin kalau dia muntah darah itu," aku Titin. 

Adanya penganiayaan itu juga pernah diakui Saka Tatal, terpidana yang sudah bebas. 

Saka bahkan sampai minta maaf saat membesuk Sudirman di Lapas Banceuy belum lama ini. 

"Di sini, Saka minta maaf karena pernah Sudirman dipukuli sama yang lainnya sampai pingsan-pingsan," ungkap Titin dikutip dari tayangan Nusantara TV pada Selasa (27/8/2024).

Saka Tatal juga menyemangati Sudirman untuk mengungkap kebenaran yang sesungguhnya.   

"Sudirman merasa gak bersalah tunjukkan bukti. Jangan ngednegerin kata-kata oknum, Sudirman diarahkan seperti apa. Harus ngomong apa adanya, 2016 itu lagi dimana, sama siapa, lagi ngapain," kata Saka. 

Saka juga meminta Sudirman menjelaskan kejadian sebenarnya saat ditangkap pada 31 Agustus 2016.

"Sudirman lagi ngapain, sedang sama siapa aja. Cerita apa adanya. Gak usah ikuti apa kata orang lain, tekanan. 
Sekarang kan sudah ada pengacara," saran Saka. 

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved