Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kunjungan Paus Fransiskus

Disambut Upacara Kenegaraan Paus Fransiskus Bertemu Presiden Jokowi , Ini Yang akan Dibicarakan

Hari ini Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Jokowi. Ia disambut upacara kenegraaan. Dan inilah agenda penting yang akan dibahas

Editor: Budi Rahmat
Filippo MONTEFORTE / AFP
Paus Fransiskus 

Jauh sebelum Bergoglio mematahkan tradisi tempat tinggal Sri Paus yang telah bertahan ratusan tahun, ia merupakan pastor yang unggul di Buenos Aires.

Ia seorang biarawan Yesuit—sebuah ordo dalam Gereja Katolik Roma yang dikenal dengan kedisiplinan dan tiga kaul sucinya: taat, selibat (tidak kawin), dan melarat. Di ibu kota Argentina, Bergoglio telah menjalani peran di keuskupan sejak 1992 hingga awal milenium.

Pada 2001, seorang pastor bernama Thomas Rosica hadir dalam suatu pertemuan besar para uskup se-Amerika Selatan.

Bergoglio datang dan berdoa cukup lama di baris depannya. Kesederhanaannya membuat Rosica, yang kelak menjadi penerjemah bahasa Inggrisnya, tak menyadari bahwa dialah Bergoglio yang ketika itu telah berstatus uskup agung.

Belakangan, keduanya semakin akrab. Bergoglio berkisah bahwa ia tinggal di sebuah apartemen sederhana di Argentina, tempatnya mengasuh seorang Yesuit berkebutuhan khusus.

Di sana, Bergoglio juga disebut menyiapkan santapan untuk dirinya sendiri dan pergi ke mana-mana menggunakan bus.

Masih pada tahun 2001, Bergoglio diangkat Sri Paus Yohanes Paulus II sebagai kardinal, sebuah jabatan tinggi di bawah Paus yang hanya dapat diduduki uskup agung terpilih.

Dengan rendah hati, Bergoglio meminta agar undangan dan biaya perjalanannya ke Roma guna merayakan pengangkatannya didonasikan kepada orang-orang miskin.

“Umatku adalah orang-orang miskin dan aku termasuk salah satunya,” demikian salah satu bunyi kutipan paling tersohor dari Paus Fransiskus.

Falsafah ini juga tecermin dari laku sehari-hari Paus Fransiskus.

Bukan saja rutin menumpang bus dan subway di Buenos Aires saat masa keuskupannya, kerendahan hatinya pun begitu mencolok hingga tak tampak sebersit pun kemilau emas dari jubah kebesarannya di Takhta Suci.

Pada hari penahbisannya sebagai Paus, Fransiskus bahkan muncul hanya dengan jubah putih polos, dilengkapi dengan salib yang tak neko-neko, tanpa aksesori berlebih.

Ketika berulang tahun ke-78 pada 2015, pria yang telah kehilangan sebelah paru-parunya karena infeksi pada usia remaja itu menghadiahi 400 kantong tidur (sleeping bag) untuk orang-orang miskin di Roma.

Masih pada tahun yang sama, Paus pertama dari kalangan Yesuit itu juga melelang koleksi pribadinya untuk didonasikan kepada kaum miskin: mobil Fiat Panda, koper kulit, topi, sepeda, sampai jam tangan yang pernah ia terima.

Oleh karena itu, tak perlu heran bahwa arloji yang melingkari tangan Paus Fransiskus hanyalah jam tangan plastik berwarna hitam yang harganya masih menginjak bumi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved