Temuan Mayat di Kuburan Cina Palembang

Kondisi Mengenaskan Ayu Andriani Diungkap Dokter Forensik, tapi 3 Pelaku Tak Dipenjara

Orang tua AA (13) korban rudapaksa dan pembunuhan yang mayatnya ditemukan di kuburan Cina Palembang berangkat ke Jakarta menemui Hotman Paris. 

Kolase
Tampang 4 terduga pembunuh siswi SMP di Palembang, Rabu (4/9/2024). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMP di Palembang masih menjadi sorotan.

Berbagai fakta menjadi perbincangan publik.

Seperti tiga pelaku dari empat saat ini yang tidak penjara, hanya menjalani rehabilitas.

Sebab, mereka masih di bawah umur.

Sementara, terungkap kondisi jasad korban yang mengenaskan.

Seperti yang diungkap Tim forensik RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang.

Hasilnya ditemukan ada luka jerat di leher dan luka lebam di tubuh korban. 

Dokter forensik RS Bhyangkara Moh Hasan Palembang, dr Indra Nasution mengatakan, korban diduga kuat meninggal dunia akibat kekurangan oksigen berat. 

"Di lihat dari kondisinya, kuat mengarah korban meninggal dunia akibat kekurangan oksigen berat, dan ada jeratan pada bagian leher korban," ungkap Dr Indra, Minggu (1/9/2024), malam. 

Lanjutnya, saat dilakukan pemeriksaan dalam terlihat lebih nampak lagi adanya kekerasan di  tubuh korban.

"Yang jelas pada leher korban. Untuk cairan yang keluar dari hidung korban, dan darah itulah tadi tanda seseorang yang kekurangan oksigen berat," katanya sambil mengatakan korban meninggal tidak wajar.

Baca juga: UPDATE Kasus Pembunuhan Nia Penjual Gorengan: Polda Sumbar Turun ke TKP dan Lakukan Ini

Baca juga: Oknum Polisi di Riau Aniaya Warga hingga Tewas, Murni Tindakan Pribadi

Sementara itu, ketika ditanya apakah ada tanda-tanda kekerasan di bagian sensitif korban, dr Indra enggan berkomentar lebih jauh. 

"Ada (kekerasan) tetapi itu bukan untuk konsumsi kita, yang jelas sudah kita lakukan vagina swab dan rektal swab, dan sudah kami serahkan lab," bebernya. 

Diduga saat terjadi peristiwa itu, korban tidak melakukan perlawanan.

"Tdak ada perlawanan. Untuk luka di bagian dagu sebelah kanan itu luka memar, dan untuk di bagian korban mengigit lidah karena nahan sakit. Namun untuk di tangan tidak ada ditemukan," bebernya. 

Ditambahkan dr Indra korban meninggal dunia diperkirakan  dunia 6 jam saat dilakukan dilakukan pemeriksaan. 

Sementara, Ibu korban Winarti ketika ditemui, mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Palembang.

"Saya berharap kepada pihak kepolisian atas laporan ini pelaku cepat ditangkap dan dihukum setimpal dengan perbuatannya," katanya.

Fakta baru diungkap keluarga korban 

Fakta baru juga diungkap oleh keluarga AA (13), siswi SMP yang tewas dibunuh dan dirudapkasa 4 pria remaja di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Orang tua AA (13) korban rudapaksa dan pembunuhan yang mayatnya ditemukan di kuburan Cina Palembang berangkat ke Jakarta menemui Hotman Paris. 

Mereka mencari keadilan atas hukum ketiga pelaku pemerkosa dan pembunuh anaknya yang tidak ditahan.

Dalam video yang diunggah Instagram @hotmanparisofficial pada Rabu (11/9) pukul 21.30 WIB berdurasi 2 menit 8 detik, ayah kandung AA dan bibi kandung korban mendatangi Hotman Paris.

"Malam ini Rabu (11/9/2024) saya didatangi bapak Supandi dari Palembang bapak kandung dari korban pemerkosaan sampai meninggal anaknya umur 13 tahun yang diperkosa oleh 4 pelaku kemudian dan dibunuh. Datang ke Hotman 911 untuk ikut memperjuangkan bagaimana penaksiran undangan-undang," kata Hotman Paris dalam video yang diunggah tersebut.

Hotman Paris mengatakan dalam undang-undang memang disebutkan bahwa anak di bawa 14 tahun tidak boleh ditahan atau hukumnya dikembalikan ke rehabilitasi atau ke orang tuanya.

"Memang disebutkan bahwa anak di bawa 14 tahun tidak boleh ditahan atau hukumnya dikembalikan ke rehabilitasi atau ke orang tuanya. Namun dimana keadilan bagi keluarga korban," katanya.

Sementara itu, Marlina bibi korban menyampaikan ke Hotman Paris bahwa undang-undang tersebut tidak adil bagi mereka karena keponakannya dibunuh lalu diperkosa.

"Kami merasa bang ini tidak adil bagi kami, keponakan kami dibunuh lalu diperkosa mereka memperkosa 2 kali di dua tempat, jika para pelaku hanya direhabilitasi betapa hancurnya hati kami melihat hukumnya,"ujarnya.

"Saya harap Pemerintah dan pengadilan walaupun pelaku di bawah umur agar pengadilan berani melakukan terobosan hukum karena sekarang ini kemajuan teknologi anak di bawah 15 tahun sudah seperti orang dewasa," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Polisi telah menetapkan 4 pelaku pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP berinisial AA di Kuburan Cina, Palembang, sebagai tersangka.

Pelaku utama, IS (16) terancam pidana maksimal 15 tahun, sementara tiga pelaku lainnya akan ditampung di Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan Hukum (PSRABH) Ogan Ilir.

Ayah AA, Supandi menyebut dirinya telah mendengar ancaman jerat hukum yang diberikan kepada para pelaku.

Namun, ia mengaku merasa keberatan dengan hukuman yang diterima MZ (13), NS (12), dan AS (12).

"Aku dapat kabar, 3 pelaku tidak dipenjara. Jujur sebagai bapak (korban), aku keberatan," tegasnya, Jumat (6/9/2024).

Supandi mempertanyakan, pertimbangan apa yang membuat kepolisian hanya menjebloskan IS ke penjara.

Menurutnya, keempat pelaku memiliki peran yang tetap sama dalam kematian sang anak pada Minggu (1/9/2024) lalu.

"Kenapa hanya satu yang dipenjara? Kan, pelakunya ada 4? Harusnya semua (yang dipenjara)!" katanya.

Dia meminta polisi maupun pihak yang berwenang untuk mempertimbangkan ulang hukuman yang setimpal dengan perbuatan keempat pelaku.

Dia mengaku, ingin tiga lainnya juga masuk ke dalam sel tahanan.

"Memang benar mereka anak-anak. Namun mereka telah membunuh anak orang, bahkan sampai mencabuli (memperkosa). Tolong bantu tegakkan keadilan untuk anak saya. Dia (AA) sudah tenang. Tapi seperti kacau lagi,"sambungnya.

Mereka pihak keluarga berharap ada terobosan baru terhadap penegakan hukum yang pelakunya masih di bawah umur agar mendapatkan keadilan bagi korban.

Di era modern ini, tidak sedikit pelaku kejahatan masih di bawah umur.

Sehingga perlu dilakukan terobosan hukum baru.

Di sisi lain, sejumlah fakta baru diungkap keluarga siswi AA saat menjadi narasumber di acara kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.

Apa saja fakta baru yang diungkap?

1. Sempat mencuci baju

Marlina menceritakan, sebelum keponakannya ditemukan tewas, AA sempat terlihat mencuci pakaian sekolah pada Minggu (9/9/2024) pagi.

Kemudian sekira pukul 12.00 WIB, korban keluar rumah tanpa pamit kepada ibu sambungnya.

"Itu terakhir kali (keluarga) melihat almarhum. Nggak ada tahu keluar ke mana," katanya, dikutip Jumat (12/9/2024).

Marlina melanjutkan ceritanya, dirinya kemudian melihat tayangan TV terkait penemuan mayat sekira pukul 13.30 WIB.

Namun saat itu, dirinya belum mengetahui mayat tersebut adalah keponakannya sendiri.

Singkat cerita, sepupu AA bernama Tri diminta menuju lokasi tempat kejadian perkara untuk melihat siapa korbannya.

Barulah saat di Tempat Kejadian Perkara (TKP), sepupu mengenali mayat itu adalah AA lewat pakaiannya futsal yang dikenakan korban.

"Tempat kejadian tidak terlalu jauh dari rumah di kuburan Cina," ujar Marlina.

2. Kondisi mayat AA

Berdasarkan keterangan Marlina, mayat AA ditemukan dalam kondisi terluka.

Di dekat mulut korban berdarah serta hidungnya mengeluarkan busa.

"Untuk pakaian masih pakek baju. Tapi celananya sudah kebalik," urainya.

Marlina menambahkan keterangan menurut hasil pemeriksaan polisi, darah serta busa itu keluar karena korban dibekap oleh pelaku.

"Karena dia itu dibekap, oksigen habis dan pembuluh darah pecah. Sempat (AA) dipukul hingga meninggal," bebernya.

3. Celana Dalam Korban Dibakar

Marlina menguraikan, AA sebelumnya bertemu pelaku utama saat melihat pertunjukkan kuda lumping.

Di lokasi tersebut sudah ada tiga pelaku lain.

Setelahnya menonton, korban dibawa ke suatu tempat untuk dianiaya hingga meninggal.

Mayat AA lantas dirudapaksa beramai-ramai oleh keempat pelaku.

Di titik pertama ini, para pelaku sempat berusaha menghilangkan jejak.

"Setelah mereka memperkosa, mereka sempat membakar celana dalam (CD) dan sendal korban," sebut Marlina.

Kemudian para pelaku membopong mayat korban ke titik kedua, di kuburan Cina yang menjadi TKP penemuan mayat. "Pindah tempat untuk diperkosa lagi," lanjut Marlina.

Belakangan juga terungkap, salah satu pelaku ternyata masih berstatus siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 6.

Adapun motif para pelaku karena terpengaruh video dewasa.

Marlina tidak menyangka para pelaku yang tergolong di bawah umur tega berbuat keji.

"Kalau kita mikir itu nggak bisa dibayangkan pikiran mereka melebihi orang dewasa," ucapnya.

4. Sakit Sesak Napas

Fakta terakhir yang diungkap Marlina, yakni korban memiliki riwayat sakit sesak napas.

Keluarga menduga sakit ini memperparah penganiayaan yang menimpa AA hingga menyebabkannya tewas.

"Sering sakit, ada masalah pernapasan. Polisi juga bilang tulang lidah korban patah," tandas dia.

Di akhir pernyataannya, Marlina tidak terima 3 pelaku yang masih di bawah umur direhabilitasi.

Ia berharap aparat penegak hukum dapat mengadili ketiganya seadil-adilnya.

(TRIBUNPEKANBARU.COM)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved