Pengungkapan 76 Kg Sabu di Riau
Pengedar Narkoba Jaringan Indonesia-Malaysia Ditangkap, Pengamat: Hancurkan Sindikat Lewat TPPU
Dosen Pascasarja FH UIR, Associate Prof Dr Kasmanto Rinaldi, SH, M. Si, menyatakan perang melawan narkoba di antaranya dengan cara menerapkan TPPU
Penulis: Alex | Editor: FebriHendra
Di tengah situasi ekonomi yang sulit, banyak orang tergoda untuk terlibat dalam bisnis gelap ini demi keuntungan finansial.
Ini menjadi salah satu faktor yang membuat jaringan narkoba terus berkembang meskipun aparat hukum terus berupaya memberantasnya.
Namun, keberhasilan memberantas narkoba tidak hanya bergantung pada penangkapan para pelaku.
Keberadaan aparat penegak hukum yang kuat dan "kebal" dari godaan adalah kunci penting dalam memerangi kejahatan ini.
Jaringan narkoba internasional dikenal licik dan sering menggunakan berbagai cara untuk menggoda aparat penegak hukum, baik dengan ancaman maupun iming-iming uang.
Oleh karena itu, profesionalisme dan integritas penegak hukum menjadi fondasi utama dalam perang melawan narkoba.
Lebih dari sekadar menangkap pelaku, langkah penting yang perlu dilakukan adalah memiskinkan mereka dengan penerapan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Ini menjadi salah satu cara paling efektif untuk menghancurkan jaringan narkoba adalah dengan menyerang sumber daya ekonomi mereka.
Dengan cara ini, para pelaku tidak hanya dihukum secara fisik, tetapi juga secara finansial, sehingga mereka tidak dapat lagi mendanai operasi kejahatan serupa di masa mendatang.
Penerapan TPPU tidak hanya menargetkan pelaku utama, tetapi juga jejaring pendukung yang ikut menikmati keuntungan dari bisnis narkoba.
Hal ini bisa melibatkan penyitaan aset-aset yang digunakan atau dihasilkan dari aktivitas narkoba, termasuk properti, kendaraan, dan uang tunai.
Dengan demikian, hukum tidak hanya mengandalkan pemenjaraan, tetapi juga pada pengeringan sumber dana yang menopang jaringan kejahatan tersebut.
Penting juga bagi penyidik, jaksa, dan hakim untuk bekerja sama dalam memaksimalkan penerapan TPPU dalam setiap kasus narkoba yang diungkap.
Kolaborasi yang solid antar-aparat hukum sangat diperlukan agar upaya pemiskinan pelaku berjalan efektif.
Dengan begitu, keberhasilan Polda Riau tidak hanya menjadi sebuah kemenangan jangka pendek, tetapi juga berdampak besar dalam memutus mata rantai peredaran narkoba di masa mendatang.
Keberhasilan ini merupakan contoh nyata betapa pentingnya keseriusan aparat penegak hukum dalam memberantas kejahatan narkotika.
Langkah Polda Riau harus menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus berjuang melawan peredaran narkoba, terutama jaringan internasional yang selalu berusaha menyusup ke berbagai wilayah di Indonesia. (Tribunpekanbaru.com/Alexander)
Oknum Polisi yang Diamankan Polda Riau karena Ikut Bandar Jemput Narkoba, Dijemput Polda Sumsel |
![]() |
---|
Caleg Gagal di Rohil Jadi Kurir 45 Kg Sabu, Polda Riau Ungkap Sosoknya |
![]() |
---|
Polda Riau Sita Sabu dan Esktasi Senilai Rp 88,3 Miliar, 801 Ribu Jiwa Selamat dari Bahaya Narkoba |
![]() |
---|
Oknum Polisi Polres Muratara Sumsel Diamankan Polda Riau, Kasus 30 Kg Sabu dan 11 Ribu Ekstasi |
![]() |
---|
Kurir Pembawa 1 Kg Sabu dari Pekanbaru ke Lombok NTB Diupah Rp 70 Juta, Pertama Berhasil Lolos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.