Dengan Pelipis Pecah dan Kaki Terkilir, Petinju Riau Ingatan Ilahi Raih Medali Emas PON 2024

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Petinju andalan Riau, Ingatan Ilahi meraih emas di PON Aceh Sumut 2024 dengan kondisi pelipis pecah dan kaki terkilir.

Ia meraih emas setelah mengalahkan petinju tuan rumah, Sumut, Duta Fadillah di kelas elite man's 48-51 kg, Kamis malam (19/9/2024).

"Alhamdulillah. Walau sakit, bisa juga emas. Ini berkat doa banyak orang," kata Ingatan Ilahi pada Tribunpekanbaru.com, Jumat (20/9/2024).

Ia pun menceritakan rasa sakit yang harus dilaluinya untuk meraih emas ini. Rasa sakit tersebut harus ia tahan selama pertandingan.

Saat pertandingan final, di ronde I, pelipis kiri Ingatan Ilahi pecah akibat benturan dengan kepala lawan.

"Pelipis saya pecah sejak ronde pertama. Saya harus jaga-jaga itu selama pertandingan," katanya.

Bila tidak dijaga, maka lawan akan mengincar titik tersebut. Ia pun harus selalu mengolesi balsem khusus ke pelipisnya untuk mencegah darah mengucur deras.

"Makanya saya jaga-jaga pelipis saya. Kalau enggak, bisa-bisa kalah. Ngk bisa melanjutkan pertandingan," ujarnya.

Selain itu, ia juga harus menahan rasa sakit di kaki kirinya. Ia terkilir usai melakoni laga perdana di PON 2024 ini.

Baca juga: Tak Ditarget, Tinju Riau Menyumbang 1 Emas, 1 Perak, 2 Perunggu di PON 2024

Baca juga: Lifter Angkat Berat Riau Sumbang Perak dan Perunggu Lagi di PON 2024

Dari mulai laga kedua hingga final, ia menjalani pertandingan dengan kaki yang dnagat sakit. Terlebih saat semifinal.

"Saat semifinal itu, sakit kali. Hampir semua badan sakit," ujarnya.

Ia mengaku menyembunyikan rasa sakit itu dari pihak lain terlebih lawan-lawannya. Biar diketahui maka lawan akan mudah menyerang.

Pelatih tinju Riau, Darman Hutauruk memuji sang petinju. Ia mengetahui proses terkilirnya kaki Ingatan Ilahi.

"Itu pas latihan. Kakinya terkilir sampai dia jatuh. Untung kita tangani cepat sehingga masih bisa jalan," kata Darman.

Ia mengatakan Ingatan Ilahi memiliki daya juang yang tinggi. Sehingga rasa sakit bisa ditahannya.

"Dia hebat. Daya juangnya tinggi. Ngak gampang menyerah," ujarnya.

 (Tribunpekanbaru.com/ Palti Siahaan)