Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Lipsus Siswa SD Keracunan Makanan

Anak SD Keracunan di Kampar, Sekolah di Tembilahan Larang Murid Jajan Sembarangan di Jam Sekolah

Kepsek SDN 004 Tembilahan Kota Taufik mengatakan, pihak sekolah tidak mengizinkan siswa – siswi nya untuk jajan keluar lingkungan sekolah.

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: M Iqbal
Istimewa
Siswa SD Negeri 002 Terpadu Kuok, Kampar yang diduga mengalami keracunan makanan usai mendapat perawatan di Puskesmas diperbolehkan pulang ke rumah. BBPOM di Pekanbaru kini telah menarik produk Latiao dari distributor. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Sekolah di Tembilahan memaksimalkan fungsi kantin sekolah bagi peserta didik untuk jajan agar tidak mengkonsumsi makanan dan minuman berbahaya pada saat jam sekolah.

Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar Negeri (SDN) 004 Tembilahan Kota Taufik mengatakan, pihak sekolah tidak mengizinkan siswa – siswi nya untuk jajan keluar lingkungan sekolah.

“Siswa kita arahkan untuk belanja atau jajan di Kantin yang menyediakan makanan yang lebih fresh, seperti nasi atau menu yang dibuat di rumah tangga, tidak makanan siap saji atau berpengawet,” ujar Taufik saat dikonfirmasi Tribun Pekanbaru, Selasa (5/11).

Menurutnya, cara ini selain mengurangi sampah karena memakai piring dan gelas juga untuk menjaga kualitas makanan dan minuman peserta didik selama jam sekolah.

“Karena sekolah di pagar keliling jadi anak – anak tidak bisa keluar dan juga di jaga satpam, mereka istirahat kan cuma 15 menit jadi langsung ke kantin,” tambahnya.

Namun pihak sekolah tetap mengimbau orangtua atau wali murid agar mengawasi anak – anak mereka berada diluar jam sekolah karena peserta didik bisa bebas jajan atau belanja apa saja di luar jam sekolah.

“Kalau di luar jam sekolah kita tidak bisa kontrol, tinggal orangtua lagi yang jaga, karena pulang sekolah anak jajan diluar itu tanggung jawab orangtuanya lagi, kita kasih taulah orangtua, karena itu membahayakan anak kita, waspada aja,” imbuhnya

Sementara itu terkait produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan, menurut Taufik, sejauh ini belum mengetahui terkait produk tersebut beredar di kalangan siswa – siswi.

“Kayaknya belum ada saat ini kasus peserta didik yang keracunan produk tersebut, baik itu disekolah kami atau sekolah lainnya di Tembilahan sekitarnya,” tutur Taufik.

Begitu juga sejauh penelusuran Tribun Pekanbaru di sejumlah Swalayan, minimarket atau sejenisnya di Tembilahan tidak menjumpai produk yang di maksud tersebut.

Untuk diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan pada Jumat (1/11) lalu

Hasil uji laboratorium menunjukkan produk ini tercemar bakteri Bacillus cereus. Latiao diduga menjadi penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB KP) di 7 wilayah di Indonesia (Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau).

Hasil pengujian laboratorium terhadap 4 jenis produk latiao positif mengandung bakteri berbahaya yang menyebabkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, dan muntah. Keempat produk tersebut yakni Luvmi Hot Spicy Latiao, C&J Candy Joy Latiao, KK Boy Latiao, dan Lianggui Latiao.

Di Riau, kasus keracunan terjadi di SDN 002 Kuok, Kabupaten Kampar. BPOM Pekanbaru telah melakukan penelitian atas sampel makanan tersebut.

(Tribunpekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved