Gajah Masuk Kebun Warga di Kampar

Gajah Kerap Merusak Tanaman Sawit Warga di Kampar, Ini Hasil Investigasi BBKSDA Riau

Pihak BBKSDA Riau melakukan investigasi terkatit keberadaan gajah yang sering merusak sawit warga di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Riau

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky
Ilustrasi Gajah Sumatera di Riau. Pihak BBKSDA Riau melakukan investigasi terkatit keberadaan gajah yang sering merusak sawit warga di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Riau 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah melakukan investigasi terkait keberadaan gajah yang kerap merusak tanaman kelapa sawit warga.

Gangguan dari satwa liar tersebut berlokasi di Desa Pulau Sarak, Kecamatan Rumbio Jaya. Berikut desa di sekitarnya.

Kepala Resor Kampar BBKSDA Riau, M. Hendri Datuk Sinao mengungkap hasil investigasi selama empat hari. Mulai Sabtu sampai Selasa (2-5/11/2024).

Investigasi melibatkan beberapa unsur yang terdiri dari 15 orang.

Yakni dari Pusat Latihan Gajah (PLG), Non Government Organization (NGO), dan perusahaan.

"Kami tidur di Kantor Desa Tibun (Koto Tibun Kecamatan Kampar)," katanya.

Baca juga: Gajah Liar Kembali Bikin Resah Warga Kampar Riau, Puluhan Batang Sawit Rusak

Baca juga: Kades di Kampar Khawatir dan Minta Petugas BBKSDA Riau Tak Turun ke Kebun Sawit yang Dirusak Gajah

Menurut dia, investigasi itu mengikuti jejak Gajah. Dibantu kamera drone infra merah pada malam hari.

Pencarian baru berhasil pada hari Selasa itu.

"Kita menemukan gajah itu ada satu ekor jantan," katanya.

Gajah itu berdiam di Hutan Adat Kebegerian Rumbio, Ghimbo Potai.

Menurut dia, satwa bertubuh bongsor itu sudah dewasa.

Gajah itu memiliki wilayah jelajahnya yang sampai ke kebun warga.

Gajah berjelajah untuk mencari makan. Selain sumber makanan di tengah hutan.

"Kebetulan ada tanaman (sawit) muda dekat hutan itu. Jadi mungkin ikut dimakan," ungkapnya.

Ia memperkirakan, gajah itu terpisah dari kelompoknya saat berjelajah di kawasan Hutan Koto Kampar sampai wilayah Kampar Kiri.

Menurut dia, di jalur jelajah kelompok gajah itu sudah banyak tanaman warga. Sehingga jalur gajah itu terputus.

"Jadi individu ini terpisah dari kelompoknya. Lalu menemukan hutan itu (Ghimbo Potai). Disitulah dia tinggal," jelasnya.

(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved