Jalan Lintas Riau-Sumbar Ditutup Total, Belum Berdampak Pada Harga Kebutuhan Dapur di Pekanbaru

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU  - Penutupan total Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat di Kilometer 106-107, Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, sejak Minggu (1/12/2024), belum memberikan dampak signifikan terhadap harga kebutuhan dapur di Kota Pekanbaru.

Komoditas yang dipasok dari wilayah Sumatera Barat, seperti cabai dan bawang, masih tersedia dengan harga yang relatif stabil di pasar tradisional.

Pantauan Tribun di Pasar Tradisional Cipta Karya pada Minggu sore terlihat aktivitas jual-beli masih berlangsung normal.

Harga cabai Bukittinggi, yang biasa dijual seharga Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram, mengalami kenaikan menjadi Rp43.000 hingga Rp45 ribu per kilogram.

Namun, pedagang menyebut kenaikan ini masih wajar dan tidak terlalu memberatkan konsumen.

"Stok cabai masih aman karena barang sudah sampai di Pekanbaru sebelum penutupan jalan total. Biasanya, kendaraan distribusi sudah tiba pada Minggu dini hari saat masih diberlakukan sistem buka-tutup jalan," ujar Surya, seorang pedagang cabai di pasar kaget tersebut.

Ia menambahkan, kenaikan harga cabai terjadi lebih karena tingginya permintaan pada akhir pekan daripada dampak langsung dari penutupan jalan.

"Kenaikan ini tidak terlalu signifikan. Kita masih bisa memenuhi kebutuhan pembeli," katanya.

Sementara itu, harga bawang Solok, salah satu komoditas yang juga didatangkan dari Sumatera Barat, masih stabil di angka Rp30.000 per kilogram untuk jenis super.

"Bawang Solo sampai sekarang harganya normal. Tidak ada kenaikan karena stok mencukupi," jelas Lina, pedagang bawang.

Warga yang berbelanja di pasar juga mengaku belum terlalu merasakan dampak penutupan jalan terhadap harga bahan pokok.

"Kenaikannya masih masuk akal. Cabai naik sedikit, tapi bawang masih normal. Belanja kebutuhan dapur tetap lancar," ujar Yuni, seorang ibu rumah tangga.

Meski demikian, beberapa warga berharap agar masalah di Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat segera diselesaikan untuk mengantisipasi potensi gangguan distribusi yang lebih besar di masa mendatang.

"Kalau masalah jalan ini tidak cepat diatasi, kami khawatir harga-harga bisa melonjak lebih tinggi," tutur Rina, warga lainnya.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)