Berita Viral

CERITA MIRIS Murid SD di Medan, Disuruh Duduk Dilantai karena Nunggak Bayar SPP, Begini Faktanya

MA hanya bisa menurut saja apanyang disuruh gurunya. Jadilah ia duduk dilantai. Sedangkan temannya duduk di kursi 

Editor: Budi Rahmat
tangkap layar / pexel
( ilustrasi ) Kisah miris murid SD di Medan yang disuruh duduk di lantai 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Inilah kisah miris seorang murid sekolah dasar ( SD ) di Kota Medan yang duduk di lantai ruangan belajar karena menunggak pembayaran SPP.

Kisah murid SD yang berinisial MA anak kelas IV ini kemudian viral karena videonya yang beredar di media sosial.

Dari video yang beredar itu memang miris melihatnya. Karena hanya MA yang duduk di lantai. 

Sedangkan teman-temannya yang lain duduk di kursi dan ada meja. Tentu saja publik bertanya-tanya, kenapa begitu tega sang guru membiarkan muridnya sendirian duduk di lantai.

Baca juga: Viral Puskesmas di Makassar Tolak Pasien BPJS Lantaran Dokter Makan Bakso Lalu Tutup Pukul 2 Siang

Ternyata , video tersebut benar adanya. MA memang sengaja diminta duduk di lantai beda dengan teman-temannya.

Alasannya karena MA yang telat membayar SPP atau menunggak pembayaran. Guru yang mengajar kemudian mengambil inisiatif dengan meminta MA duduk di lantai.

Ibu MA Sedih

Ya siswa yang disuruh duduk di lantai tersebut lantaran belum membayar uang sumbangan biaya pendidikan (SPP) di SD Abdi Sukma Kota Medan tersebut.

Atas kejadian itu, Kamelia, ibu dari MA tersebut pun sempat protes dan tak menyangka jika sekolah memperlakukan anaknya seperti yang terlihat di video.

MA, siswa kelas IV SD swasta di Kota Medan dihukum belajar di lantai oleh gurunya berinisial H karena belum membayar uang sumbangan biaya pendidikan (SPP).

Baca juga: VIRAL Sopir Travel Ditemukan Warga Kondisi Tangan dan Kaki Terikat di Jalintim Pelalawan Riau

Videonya viral di media sosial dan banyak menjadi perbincangan.

Ibu MA, Kamelia mengatakan, anaknya menunggak uang SPP selama 3 bulan dengan total Rp180.000. 

Kata dia, salah satu penyebab tunggakan tersebut adalah karena dana Program Indonesia Pintar (PIP) pada 2024 belum cair.

Sementara itu, kondisi ekonominya pas-pasan.

Sang suami hanya seorang buruh bangunan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved