Sampah di Pekanbaru

Kontrak Capai Rp 33 Miliir, Operator Belum Capai Target Harian Angkutan Sampah di Kota Pekanbaru

Pengangkutan operator angkutan smpah di Pekanbaru belum bisa memenuhi tonase harian sebanyak 750 ton setiap harinya.

Penulis: Fernando | Editor: FebriHendra
tribunpekanbaru.com/fernando
Sampah tampak meluber hingga keluar bak sampah di Jalan Wonosari, Kota Pekanbaru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kinerja Operator Angkutan Sampah di Kota Pekanbaru, Ella Pratama Perkasa masih jadi sorotan.

Mereka masih berupaya untuk optimalkan pengangkutan pasca penerapan status darurat sampah beberapa.

Satu catatan dalam evaluasi kinerja operator yakni belum tercapainya tonase angkutan sampah harian. Mereka mestinya mengangkut sampah sebanyak 750 ton setiap harinya.

"Hal itu sudah tertuang dalam kontrak, tapi pengangkutan operator belum bisa memenuhi tonase harian," ujar Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Iwan Simatupang kepada Tribunpekanbaru.com.

Menurutnya, dinas juga sudah melakukan kalibrasi terhadap timbangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar II. Mereka sudah melakukan kalibrasi pada 17 Januari 2025 lalu.

"Jadi timbangan lebih dan memenuhi ketentuan, maka kita ingatkan operator harus memastikan tonase harian tercapai," paparnya.

Iwan juga mengingatkan bahwa kerjasama dengan operator berdasar tonase angkutan sampah. Pemerintah membayarkan ke operator sesuai tonase yang terangkut ke TPA.

Nilai kerjasama pemerintah kota dengan operator untuk pengangkutan sampah di tiga kawasan Kota Pekanbaru berkisar Rp 33 miliar. Kerjasama ini berlangsung selama enam bulan terhitung pada Januari 2025.

"Jadi kita mengambil nilai pembayaran dari nilai tonase yang terangkut, maka mereka harus memenuhi tonase pengangkutan sampah," ujarnya.

Pengangkutan sampah belum optimal bisa saja  terjadi karena operator baru memiliki satu trans depo. Mereka baru memiliki satu Trans Depo yang berada di Kecamatan Rumbai Barat.

Iwan menilai jauhnya jarak Tempat Penampungan Sementara (TPS) dengan Trans Depo membuat waktu pengangkutan sampah jadi lebih lama.

Rotasi pengangkutan pun lebih lambat karena dump truck butuh waktu hampir dua jam menuju Trans Depo dari TPS.

"Belum lagi ke TPA, waktu pembuangan dari TPS ke Trans Depo jadi lebih lama. Maka kita ingatkan perbaiki sistem pengangkutan agar lebih efektif," ujarnya.

( Tribunpekanbaru.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved