Rektor Unri: Gedung Baru dari Loan ADB Harus Tingkatkan Mutu Pendidikan

Tujuh dari 10 gedung baru Universitas Riau (Unri) yang dibangun dengan dana loan dari Asian Development Bank telah rampung dikerjakan.

Penulis: Alex | Editor: M Iqbal
Foto/Dok: humas unri
GEDUNG - Salah satu gedung kampus yang dibangun dengan dana loan dari Asian Development Bank (ADB) di Universitas Riau. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU – Tujuh dari 10 gedung baru Universitas Riau (Unri) yang dibangun dengan dana loan dari Asian Development Bank (ADB) telah rampung dikerjakan, bahkan beberapa di antaranya sudah mulai digunakan. 

Sementara itu, tiga gedung lainnya ditargetkan selesai pada 31 Juli 2025 mendatang. Rektor Unri, Prof Dr Sri Indarti, SE MSi mengatakan, proses pembangunan berjalan sesuai dengan prosedur yang transparan dan melibatkan berbagai pihak, termasuk ADB dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Pembangunan kesepuluh gedung ini terbagi dalam tiga paket kontrak sipil, yaitu CWR-01, CWR-02, dan CWR-03. Paket CWR-01, yang terdiri dari empat gedung, telah selesai pada September 2024 oleh PT Brantas Abipraya. Sementara itu, paket CWR-03 yang mencakup tiga gedung, rampung pada awal September 2024 oleh PT Nindya Karya. Namun, pembangunan tiga gedung dalam paket CWR-02 mengalami kendala karena kontraktor sebelumnya, PT Totalindo Eka Persada Tbk, gagal menyelesaikan proyek tepat waktu.


Kontrak dengan PT Totalindo Eka Persada Tbk akhirnya diputus setelah mengalami deviasi progres yang signifikan dan tidak adanya respons terhadap peringatan yang telah diberikan. Pada saat pemutusan kontrak, proyek ini baru mencapai 80,7 persen penyelesaian. Untuk menuntaskan sisa pekerjaan, ADB bersama Unri dan Kementerian Pendidikan melakukan pemilihan ulang kontraktor melalui mekanisme ‘mini kompetisi’ antara dua kontraktor yang masih aktif dalam proyek Unri.


Dalam proses seleksi yang berlangsung pada 30 Agustus 2024, PT Nindya Karya terpilih sebagai pemenang karena mengajukan penawaran harga paling kompetitif. Perusahaan ini kemudian diberikan kontrak perubahan (CCO) untuk melanjutkan pembangunan tiga gedung yang tersisa, dengan batas waktu penyelesaian hingga 31 Juli 2025. Keputusan ini telah mendapatkan persetujuan dari ADB dan seluruh proses dilakukan secara transparan.


Sementara menunggu penyelesaian tiga gedung tersebut, beberapa gedung yang telah rampung mulai difungsikan. Gedung Student Centre (SC) telah digunakan untuk berbagai kegiatan mahasiswa, termasuk wisuda dan promosi kampus. Selain itu, Integrated Classroom (IC) telah digunakan untuk kuliah bersama beberapa mata kuliah wajib, dengan kapasitas hingga 5.000 mahasiswa.


Gedung laboratorium terpadu (IL) dan pusat sains pangan (FSC) saat ini masih dalam tahap persiapan penggunaan karena menunggu kedatangan peralatan baru. Sejumlah pelatihan penggunaan alat laboratorium telah dilakukan untuk mempersiapkan penggunaannya pada semester ganjil 2025. Selain itu, proses instalasi furnitur dan penyusunan sistem informasi laboratorium juga sedang berlangsung.


Gedung Pusat Pascasarjana (PGC), Kompleks Studi Kesehatan (HSC), dan Rumah Kapal serta Pusat Kelautan (BHMC) juga dalam tahap persiapan operasional. Program Pascasarjana Unri akan segera dipindahkan ke PGC, sedangkan HSC akan menjadi pusat bagi program Kedokteran Hewan dan Keperawatan. Di sisi lain, BHMC akan difungsikan sebagai pusat riset dan pelatihan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.


Dengan selesainya tujuh gedung dan tiga lainnya yang sedang dalam tahap penyelesaian, Unri berharap dapat meningkatkan kualitas layanan akademik dan penelitian. Rektor Unri menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau progres pembangunan agar target penyelesaian pada Juli 2025 dapat tercapai sesuai dengan perencanaan.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved