Bocah 4 Tahun di Kuansing Riau Hilang Ditinggal Teleponan oleh Ayah, Ditemukan dalam Kondisi Tragis

Seorang bocah laki-laki berusia 4 tahun di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau tiba-tiba hilang usai ditinggal teleponan oleh ayahnya.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ariestia
Foto/Dok Polsek Pangean
BALITA TENGGELAM - Polsek Pangean melakukan olah TKP di lokasi tewasnya bocah 4 tahun, Rabu (16/4/2025) sore. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Seorang bocah laki-laki berusia 4 tahun di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau tiba-tiba hilang usai ditinggal teleponan oleh ayahnya.

Peristiwa tersebut terjadi ketika sang ibu menitipkan korban yang berinisial MR ke ayahnya pada Rabu (16/4/2025) pagi.

Di hari nahas itu, sang ibu yang berinisial S pergi mencari ikan ke sawah.

Karena tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada sang buah hati, S pun berpesan kepada A, suaminya itu agar menjaga anak mereka baik-baik selama ia mencari ikan.

Selama kepergian sang istri, A dan putranya itu pun bermain di halaman depan rumah.

Layaknya bocah laki-laki seusianya, MR pun aktif menyusuri semua sudut pekarangan rumah dengan antusias.

Awalnya ayah dan anak itu bermain dengan ceria hingga terdengar suara dering ponsel dari dalam rumah sekitar pukul 10.00 WIB.

Tak lengah, A pun langsung masuk ke dalam rumah untuk menerima panggilan telepon.

A tak menyadari jika hari itu adalah hari terakhir kalinya ia bermain dengan sang buah hati.

Sementara A teleponan di dalam rumah, MR bermain sendiri di halaman.

Tak lama kemudian, A pun keluar rumah untuk kembali bermain dengan putra kesayangannya itu.

Namun A tak melihat MR. A pun memanggil-manggil buah hatinya itu.

Terakhir A meninggalkan putranya di halaman depan.

A masih berpikir jika putranya itu mengajaknya bermain petak umpet.

Namun pikiran A itu berubah menjadi kepanikan ketika MR tak juga menyahut dan datang kepadanya seperti biasanya.

Sambil teriak memanggil MR, A mencari anaknya ke sekeling rumah.

MR pun tak ditemukan ketika A kembali mencari putranya itu ke dalam rumah.

A semakin panik, ia pun memperluas pencarian MR ke rumah-rumah tetangga, bahkan ke dusun-dusun lainnya.

Namun usaha A sia-sia. Di tengah kepanikannya, A pun menelpon tetangganya yang berinisial I untuk meminta bantuan.

Bersama I, A kembali menyusuri area belakang rumah yang berupa perkebunan sawit dan persawahan.

Di tengah keputusasaan, A pun memasukan sebatang bambu yang merupakan joran jala penangkap ikan ke galian seperti sumur di belakang rumah.

Tiba-tiba, ujung galah menyentuh sesuatu. Ketika A menarik galah bambu, ia melihat sepasang kaki kecil putranya.

Sambil teriak histeris, A pun menceburkan diri ke galian sedalam kurang lebih meter itu untuk menyelamatkan anaknya.

Seketika suasana tenang di Dusun III, Desa Sukaping pun menjadi heboh.

A tak menduga jika anaknya tenggelam di sumur yang telah ia lewati berulang kali saat mencari MR.

Biasanya galian tersebut tidak terisi penuh oleh air.

Namun, karena hujan lebat pada malamnya, galian itu pun terisi penuh oleh air.

Tanpa pikir panjang, A pun langsung meminta tolong warga untuk memanggil ambulans.

Tak lama, MR pun dibawa ke Puskesmas Pangean.

Namun takdir berkata lain, MR tak memberikan respon ketika petugas medis memberikan tindakan penyelamatan.

Dokter jaga Puskesmas menyatakan jika MR telah meninggal dunia.

Tangis A pun pecah. Air mata penyesalan A pun tumpah.

Harapan A pun seketika lenyap ketika mendengar penjelasan dokter Puskesmas.

Kapolres Kuantan Singingi AKBP Angga F. Herlambang melalui Kapolsek Pangean IPTU Aman Sembiring, Kamis (16/4/2025) mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh MR.

Polsek Pangean juga telah olah TKP dan mengumpulkan keterangan saksi-saksi untuk memastikan penyebab terceburnya MR.

"Kami juga telah menyarankan kepada keluarga untuk dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Polda Riau jika mencurigai penyebab lain dari peristiwa tersebut," ujar IPTU Aman Sembiring.

Namun pihak keluarga menolak autopsi dan menerima peristiwa tersebut sebagai musibah.

Pihak keluarga memilih untuk langsung memakamkan bocah yang dikenal ceria itu di kampung halamannya.

"Kami turut berduka dan berbelasungkawa yang mendalam atas musubah ini. Kami juga mengimbau agar masyarakat agar lebih waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar rumah yang dapat membahayakan keselamatan, terutama anak-anak. Keselamatan anak adalah tanggungjawab kita bersama," ujar IPTU Aman Sembiring.

(Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo).

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved