Anggota DPR Ini Mau Nangis Saat Kritik Program Dedi Mulyadi Soal Siswa Nakal Masuk Militer

pelajar yang dianggap bermasalah akan dijemput langsung oleh personel TNI dari rumah masing-masing untuk mengikuti pembinaan selama 6 bulan di barak

Editor: Muhammad Ridho
kolase Instagram Dedi Mulyadi dan Youtube Kompas TV
PROGRAM DEDI MULYADI: Tangkapan layar momen Anggota DPR RI, My Esti Wijayanti (kanan) mengkritik keras kebijakan Dedi Mulyadi (kiri) soal siswa nakal ke barak militer. Ia pun ingin menangis melihat anak-anak masuk militer, disadur pada Jumat (2/5/2025). 

Esti menyebut anak-anak tersebut dapat diskriminasi dari pemerintah daerah.

Padahal anak-anak itu kata Esti masih punya hak yang dilindungi undang-undang.

Esti cemas jika pendidikan militer tersebut akan berpengaruh besar untuk psikos sang anak sampai dewasa.

"Saya jujur, mengapa ya saya rasanya mau menangis gitu. Dari awal ini seolah-olah anak sudah mendapat diskriminasi. Dia mempunyai hak-hak yang harus kita berikan kepada mereka. Dia juga dilindungi dengan hak perlindungan anak sehingga ide ini saya sangat berharap sebenarnya, tunda dulu, lakukan pengkajian secara mendalam, baru kemudian dieksekusi kalau secara kajian itu memungkinkan dan tidak akan berpengaruh besar ke depan," ungkap Esti.

Tak kuasa menahan tangis, Esti pun mengurai alasannya.

Ternyata Esti memang biasa berhadapan dengan anak-anak bermasalah sejak lama dan tahu betul alasan mereka melakukan tindakan kriminal.

"Mengapa saya mengatakan saya hampir menangis? Saya sering berhubungan dengan anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus, karena masalah sosial. Mereka ditangkap ke kantor polisi karena punya klitih, tawuran, atau mereka yang dikategorikan anak nakal. Ketika kami berjumpa, kami bisa memahami oh anak ini datang dari ekonomi mampu tapi orang tuanya tidak memberikan waktu yang cukup. Oh anak ini dari single parent, dia melakukan seperti ini karena perhatiannya kurang," pungkas Esti.

Menurut Esti, seharusnya Dedi Mulyadi tidak perlu buru-buru merealisasikan rencananya tersebut untuk memasukkan siswa nakal ke barak militer.

Sebab kata Esti, perlu ada kajian mendalam apalagi berkaitan dengan anak-anak.

"Artinya hal-hal seperti ini mestinya jangan terburu-buru. Ini soal anak. Kalau kita bicara soal anak, kalau kita bicara soal anak ini kita bicara masa depan bangsa ini.  Dari satu kabupaten saja 39 anak, apakah mereka nanti tidak akan mendapatkan cap ketika keluar dari situ? Jadi saya merasa, saya enggak tega, ketika mengatakan ini harus begini, pendidikan secara barak militer," imbuh Esti.

Tanggapan Bupati Purwakarta

Kritikan keras dari anggota DPR RI itu sontak ditanggapi Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.

Kata pria yang karib disapa Om Zein itu, orangtua yang memiliki anak nakal itu secara sukarela menyerahkan anak mereka untuk dididik di militer.

"Ini kan bukan pendidikan militer. Tapi kita titipkan di barak militer. Kenapa kita titipkan di barak militer? karena masyarakat percaya, orangtuanya percaya ketika mereka sudah tidak mampu lagi mengatasi. Coba ibu bayangkan kalau jadi saya bupati Purwakarta, tiap hari anak-anak tawuran, saling bacok. Bahkan ada yang kakeknya sendiri yang dia urus anaknya dari bayi merah, ketika ditegur langsung dibabat habis itu kakeknya. Ibu akan melakukan apa ketika ini terjadi?" ungkap Saepul Bahri Binzein.

Diungkap Om Zein, solusi dari Dedi Mulyadi soal memasukkan siswa nakal ke barak militer adalah cara cerdas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved