Berita Viral
TEGAS Tolak Ormas GRIB Jaya Milik Hercules, Pecalang Bali : Kami Tidak Butuh Ormas dari Luar
Pecalang Bali secara tegas mengatakan tidak butuh ormas dari luar Bali. Respon tegas itu terkait kehadiran GRIB Jaya pimpinan Hercules di Bali
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ormas Grib pimpinan Hercules ditolak kehadirannya di Bali . Penolakan tegas dan keras itu disampaikan oleh Pecalang.
Dan dengan suara lantang Pecalang mengatakan jika mereka tidak membutuhkan ormas dari luar Bali.
Bali sudah kuat dengan adat istiadatnya. Dikhawatirkan kehadrian Grib hanya akan merusak tatanan adat yang sudah berjalan dengan baik .
Video seorang Pecalang yang menentang kehadiran Ormas Grib itu viral dan telah mendapat perhatian publik
Baca juga: AWAL MULA Bus ALS Terbalik di Padang Panjang, 12 Penumpang Tewas, Dugaan Rem Blong
Ya, baru-baru ini heboh organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang dikomandoi Hercules dilarang ekspansi ke Bali.
Video penolakan pecalang atas kehadiran ormas pimpinan Hercules ini dibagikan di Instagram Senator RI, Ni Luh Djelantik, pada Minggu (4/4/2025).
"Saya pecalang, kami bukan penjaga biasa," ucap pecalang yang tidak diketahui namanya.
"Kami adalah bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan, turun temurun untuk menjaga Bali," katanya.
Penolakan ormas Hercules diungkap langsung oleh para pecalang atau petugas keamanan adat tradisional di Bali.
Kabar ini bermula dari unggahan viral yang memperlihatkan acara pelantikan DPD GRIB Bali.
Video tersebut memperlihatkan sosok bernama Rahmat yang memperkenalkan diri sebagai Panglima Satgas GRIB DPD Bali.
Lalu, berganti menampilkan perwakilan pecalang Bali pun menjawab perkenalan tersebut dengan menolak kehadiran ormas dari mana pun.
Pecalang tersebut menjelaskan kekhawatiran akan rusaknya tatanan hidup di Bali apabila ormas hadir.
"Kami tidak butuh ormas dari luar, kami tidak butuh pihak asing yang datang membawa agenda," lanjut dia.
Sedangkan, masyarakat Bali sudah memiliki tatanan hidup dan sistem keamanan sendiri yang diwariskan secara turun temurun.
"Dan merusak tatanan hidup di Bali. Kami sudah punya sistem sendiri, dan sistem itu terbukti berjalan, kuat, dan dihormati rakyat," terangnya.
Ia juga mengatakan, ribuan pecalang di Bali sudah cukup bagi mereka untuk menjaga dan melindungi desa adat Pulau Dewata.
"Di seluruh Bali ada 1500 desa adat, dan di setiap desa adat, pecalang hadir," ungkap dia, seperti dikutip dari Tribun Jabar.
"Kami ada di akar rumput, tahu apa yang kami jaga, dan apa kami lindungi," lanjutnya.
Dengan tegas, pecalang menyatakan bahwa tidak membutuhkan pihak luar untuk menjaga Bali.
"Kami tidak digerakkan oleh politik. Kami digerakkan oleh rasa tanggung jawab oleh adat dan tanah kelahiran kami," tegas dia lagi.
"Bali tidak butuh pengaruh luar untuk aman. Bali cukup dengan rakyatnya sendiri. Dan selama pecalang masih berdiri, Bali tetap terjaga," pungkasnya.
Selain itu, Ni Luh Djelantik juga membagikan unggahan surat terbuka mengenai penolakan ormas GRIB Jaya di Bali.
Surat tersebut ditulis oleh Ketua Pacalang DA Sulanyah, Kecamatan Seririt, Buleleng, bernama Wayan Darmaya.
Wayan menuliskan surat terbuka tersebut untuk Gubernur Bali, Bandesa Agung MDA Provinsi Bali, dan Manggala Agung Pasikian Pacalang Provinsi Bali.
Ia menyatakan keresahannya atas kehadiran ormas luar di Bali.
"Mewakili keresahan masyarakat Bali khususnya Angga Pasikian Pacalang sejebag jagat Bali atas hadirnya ormas luar di Pulau Dewata," tulisnya.
Wayan juga menuliskan referensinya terkait Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat.
"Di mana kelembagaan adat memiliki struktur jaga baya atau pacalang di bawh baga pawongan yang memiliki fungsi dan peran yang penting untuk menajga keamanan wewidangan di Bali," kata dia.
Dengan demikian, kata Wayan, kehadiran pecalang sudah cukup dalam menjaga stabilitas keamanan wilayah di Bali.
"Oleh sebab itu, melalui surat terbuka ini kami memohon pihak terkait untuk menolak adanya ormas luar di Pulau Dewata," kata dia.
"Serta memohon untuk diperkuat kelembagaan Pasikian Pacalang Bali dengan alokasi anggaran yang wajar. Demikian kami sampaikan," tukasnya.
Tentu saja warga berhak untuk hidup damai. Karena kehadrian ormas jika kemudian hanya akan memancing yang tidak baik, maka sewajarnya untuk tak membangun massanya. (*)
Detik-detik Direktur Lokataru Delpedro Marhaen Ditangkap, Polisi Beberkan Fakta Mengejutkan Ini |
![]() |
---|
Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Kaki H Sahroni yang Duluan Terlihat Nyembul, Warga Syok |
![]() |
---|
TERNYATA Begini Cara Sherina Munaf Selamatkan Kucing Uya Kuya usai Penjarahan, Beberkan Fakta Ini |
![]() |
---|
Detik-detik Penemuan 5 Jenazah 1 Keluarga Terkubur di Indramayu, Ada Kaki Menyembul di Halaman |
![]() |
---|
Geger Penemuan 1 Keluarga Terkubur di Bawah Pohon Nangka di Indramayu, Pasutri, Mertua Hingga Bayi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.