Berita Viral

Momen Pitra Ramadoni Skak Roy Suryo dan Susno Duadji Tertawakan Rismon Sianipar soal Ijazah Jokowi

Inilah momen Roy Suryo dan Rismon Sianipar dibikin tak berkutik saat debat soal ijazah Jokowi

Editor: Budi Rahmat
YT I news
SUSNO DAN RISMON- Inilah momen Susno Duadji tertawakan Rismon Sianipar soal Ijazah Jokowi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Inilah momen Roy Suryo gelagapan jawab pertanyaan Pitra Ramadoni dan Rismon Sianipar yang ditertawakan Susno Diadji.

Dua momen tersebut tersajikan dalam sebuah debat yang ditayangkan di salah satu stasiun TV di Indonesia.

menariknya, Pitra Ramadoni yang dulunya adalah kuasa hukum Iptu Rudiana pada kasus kematian Vina dan Eki, kini tampil sebagai pembela Jokowi.

Baca juga: Kisah Abdurrahman 4 Hari di Mengapung Selat Bali, Suara Orang Mengaji di Tengah Laut bikin Merinding

Bahkan ia juga duduk bersebelahan dengan Susno Duadji yang dulunya juga menjadi tim pembela para terpidana kasus Vina dan Eki.

Nah, pada momen lain kasus Ijazah Jokowi, Pitra Ramadoni dan Susno Duadji mampu menguasai panggung dan bikin Roy Suryo dan Rismon Sianipar tak berkutik

Pitra Skak Roy Suryo

Pitra Romadoni Nasution telah berhasil membuat Roy Suryo mengakui penelitiannya tentang ijazah Jokowi hanya sekadar omon-omon.

Roy Suryo akhirnya mengakui bahwa tuduhan ijazah Jokowi hanya berdasarkan dari sumber media sosial.

Pengakuan itu terucap ketika Roy Suryo dicecar habis-habis-habisan oleh Pitra Romadoni.

Saking paniknya karena sumber penelitiannya tentang ijazah Jokowi ketahuan, Roy sampai menyerah.

Roy Suryo Cs tak berdaya menghadapi argumentasi Pitra Romadoni Nasution.

Padahal Pitra hanya meminta Roy menunjukan hasil penelitiannya yang menyimpulkan bahwa ijazah Jokowi palsu.

"Saya ingin tantang kalau mas Roy bisa tunjukan saya kasih Rp 10 juta ini, tapi kalau gak bisa berarti kan omon-omon. Karena saya lihat mas Roy ini cocokologi saja. Yang katanya palsu saya tanya hasil penelitiannya mana, tunjukin dong terus kita lihat," kata Pitra di iNews.

Baca juga: PENGUMUMAN UTBK SNBT 2025 Hari ini Pukul 15.00 WIB, Ini Link Resmi Masuk ke Akses Informasi

Ia menekankan bahwa selama ini Roy Suryo menuduh ijazah Jokowi hanya berdasarkan foto postingan di media sosial belaka.

"Dari situ mas Roy saja melihatnya bukan dari pak Jokowi langsung yang memiliki hak," katanya.

Ketika sumber penelitiannya ketahuan, Roy Suryo justru menyalahkan pemilik akun media sosial, dalam hal ini adalah Dian Sandi Utama kader PSI yang memposting foto ijazah Jokowi.

"Justru orang ini harus kena yang mengupload ini karena dia tidak dapat dari sumber resmi," kata Roy

Pitra menekankan penelitian Roy Suryo hanya dengan membanding-bandingkan foto saja.

"Mas Roy ini hanya melihat membandingkan dengan foto ijazah yang tersebar di media sosial. Membandingkan fotocopy dengan fotocpy, itu tidak ada nilai pembuktiannya," katanya.

"Salah, salah," timpal Roy.

Padahal Roy juga selama ini mengakui bahwa ia memang tidak pernah melihat langsung ijazah Jokowi.

"Kok salah. Kan mas Roy sudah bilang tidak pernah diperlihatkan pak Jokowi ijazah," kata Pitra.

Bukannya membalas argumen Pitra, Roy malah mengalihkan pembicaraan ke skripsi.

Sedangkan Pitra sejak awal membicarakan soal ijazah, bukan skripsi Jokowi.

"Salah, saya pegang skripsi asli," kata Roy.

"Konteksnya ijazah, baca dong pak, baca itu, ijazah," kata Pitri menunjuk ke foto ijazah di layar.

"Ijazah tidak bisa terbit tanpa skripsi. Iya ayo kita bahas skripsinya," kata Roy.

Pitra Romadoni Nasution kembali mempertanyakan ke Roy bagian mana yang menunjukan bahwa ijazah Jokowi palsu.

"Dari ijazah tersebut saya tanya yang mana yang palsu ? tandatangannya kah, stempelnya kah, atau materainya yang palsu. Darimana yang palsu ?" tanya Pitra Romadoni.

Lagi dan lagi Roy Suryo tak mampu menjawab pertanyaan Pitra.

Ia malah menuduh Dian Sandi memposting foto ijazah Jokowi yang palsu.

Baca juga: BNN Kalteng Kaget, Oknum Polisi Berpangkat Brigadir Malah Bantu Istrinya Edarkan Sabu-sabu

"Ya ini (foto) palsu yang diupload Dian Sandi ini palsu, ini sudah kami masukan ke software dan itu palsu. Kelihatan ini. ELA-nya palsu," kata Roy.

Dari situ Pitra kembali mencecar tentang sumber foto tersebut.

"Dapat dari mana ? dari media sosial kan ?" kata Pitra.

Panik ketahuan hanya teliti foto ijazah Jokowi dari media sosial, Roy Suryo kembali berkelit.

"Bukan. Bukan. Ini orangnya langsung," kata Roy.

"Lah tadi katanya dari orang yang PSI itu," kata Pitra.

Ucapan Roy bahkan tidak konsisten saat menjawab cecaran Pitra Romadoni.

"Ya betul, dia meyakinkan asli," kata Roy.

"Berarti itu dari media sosial," kata Pitra.

"Gak, dia meyakinkan asli," timpal Roy.

"Siapa yang menjamin keutuhan itu dari pak Jokowi kan tidak ada," kata Pitra.

"Dia (Dian Sandi) yang sudah mengatakan langsung ke pak Jokowi," kata Roy.

Pitra menegaskan bahwa pihak yang berwenang adalah Bareskrim Polri.

"Yang bisa mengetahui adalah Bareskrim Mabes Polri," kata Pitra.

Mendengar itu, Roy Suryo pun akhirnya menyerah.

"Ya, ok," katanya.

"Dan Bareskrim tidak memiliki batasan dia tidak berwenang untuk mengatakan ini asli atau palsu, itu ranah pengadilan," kata Pitra Romadoni.


Rismon Ditertawakan Susno

Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar ditertawakan Kabareskrim Polri 2008-2009 Komjen Pol (Purn) Susno Duadji saat membincangkan polemik kasus ijazah Jokowi dalam sebuah diskusi.

Hal itu lantaran Rismon blunder membahas topik lain alih-alih mengulik isu ijazah Jokowi.

Padahal sebelumnya Susno Duadji telah mengurai pendapatnya terkait pengumuman dari Bareskrim Polri soal keaslian ijazah Jokowi.

Dalam program televisi Rakyat Bersuara, Susno Duadji menyebut bahwa Laboratorium Forensik Polri bisa dipercaya secara penuh.

Sebab Puslabfor Polti punya peralatan yang canggih hingga laboran yang mumpuni di bidang forensik.

"Percayalah bahwa laboratorium kriminal dulu, sekarang namanya Labfor Polri, bahwa Labfor itu terbaik di seluruh Indonesia dan sangat komplit dan sudah dipraktikan untuk apa saja ada," ungkap Susno Duadji dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube inewstv, Rabu (28/5/2025).

Terkait dengan pernyataan Bareskrim Polri yang menyebut ijazah Jokowi adalah asli, Susno mengurai pendapatnya.

"Ijazah Pak Jokowi dengan yang dibandingkan tidak akan identik, ya pengertian identik itu sama. Yang namanya identik itu 100 persen sama, jadi pasti tidak identik. Maka yang dipersoalkan di sini sebenarnya identik atau tidak, sah atau tidak pak Jokowi memegang ijazah itu," ujar Susno Duadji.

Dalam penjelasannya itu, Susno mengurai mekanisme yang harusnya dilakukan oleh Puslabfor dan Bareskrim Polri.

Hal itu dilakukan guna mengetahui keaslian dan kesahan ijazah Jokowi.

"Pak Jokowi sah tidak dia memegang ijazah yang di tangan dia, kita telusuri prosesnya. Pak Jokowi terdaftar atau tidak di UGM Fakultas Kehutanan. Kita teliti apakah pak Jokowi kuliah betul di UGM atau tidak, dilihat dari buku induknya, termasuk bayaran, termasuk skripsi, dia tamat atau tidak ada foto ijazahnya. Saya bicara dari segi proses," pungkas Susno.

"Kemudian baru ditanyakan ke UGM, betul enggak punya mahasiswa kuliah atau tidak. Tentang skripsi, ditanyakan aja kepada mereka. Nanti dibandingkan antara alat bukti yang didapat dari pelapor, keterangan saksi, sah atau tidak bukti yang dipegang," sambungnya.

Meyakini kebenaran dari hasil analisa Puslabfor, Susno Duadji mengungkap alasannya.

Susno menyebut laboran di Puslabfor adalah ahli yang merupakan lulusan dari luar negeri.

"Mereka (anggota Puslabfor) kualitasnya saya yakin, rata-rata mereka alumni dari Amerika, dari Eropa dan bukan polisi kayak saya di Akademi Kepolisian. Mereka memang kemahirannya itu. Kalau urusan laboran enggak boleh (diintervensi)," kata Susno Duadji.

Respon Rismon Sianipar

Atas penjelasan yang disampaikan Susno Duadji, Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar memberikan tanggapan.

Rismon mengkritik Puslabfor yang menurutnya tak sesuai dengan perkataan Susno Duadji.

Rismon tampak kecewa dengan kinerja Labfor dalam kasus Jessica Wongso.

"Alat boleh, tools boleh pakai segala macam standar internasional. Tapi pak, fakta berbicara lain. Terkait dengan salah satu laboratorium forensik Mabes Polri, bisa dibaca di direktori keputusan terkait Jessica Wongso. Laboratorium toksikologi pimpinannya atau siapa Doktor Nursamran Subandi, memodelkan penguraian sianida pakai parabola terbuka jika diekstrapolasi T-nya malah konsentrat sianida di gelas seperti pabrik, apakah begitu produk (Labfor)?" ungkap Rismon bersemangat.

Mendengar kritikan yang diurai Rismon soal Labfor, Susno Duadji tampak heran.

Sebab bidangnya bukan kepada hal teknis di Labfor.

Susno pun terkejut karena Rismon tiba-tiba membelokkan bahasan dari semula kasus ijazah Jokowi menjadi kasus Jessica Wongso.

"Itu saya serap ya, tapi saya tidak akan berdebat tentang sesuatu pengetahuan ilmiah yang berkaitan dengan sangat teknis, mudah-mudahan ini didengar oleh Mabes Polri. Karena kalau berdebat dengan saya (fokus ke) masalah penyidikan, saya 35 tahun di penyidikan. Tapi kalau berdebat di toksikologi bukan ranahnya," ungkap Susno Duadji.

"Maaf ya pak ya, pak jenderal," imbuh Rismon.

Ditegur Susno, Rismon justru kembali melanjutkan bahasannya soal kasus Jessica Wongso.

Susno pun langsung tertawa dan meminta Rismon kembali membahas kasus ijazah Jokowi sesuai tema diskusi.

"Yang kedua yang paling fatal. Doktor Nursamran Subandi di keputusan Jessica Wongso," ujar Rismon.

"Tapi kita belum masuk ke (kasus) Jessica Wongso ini," timpal Susno Duadji sembari tertawa.

"Bahkan laboratorium toksikologi salah menghitung waktu mundur," kata Rismon gelagapan.

"Kita kembali ke ijazah saja. Yang jelas, laboran ini, mas Roy saja mengakui ini sudah diakui taraf internasional. Kasian audien di seluruh Indonesia berapa puluh juta nunggu masalah ini loh," pungkas Susno Duadji.

Menjawab kritikan Rismon soal Labfor, Susno Duadji bijak.

Kata Susno, kesalahan pada individu yang berada di Labfor jangan disamaratakan dengan satu instansi.

Lagipula diungkap Susno, pasti ada saja orang yang bermasalah di tiap instansi.

"Soal orang, di mana-mana itu ada masalah. Jangankan orang laboratorium, selevel menteri aja bermasalah. Elit politik pun bermasalah. Bahkan teman-temannya pak Roy profesor pun banyak yang ditangkap, bahkan rektor pun ditangkap. Jadi kalau kita bicara manusianya enggak selesai nanti," ungkap Susno Duadji.

"Tapi apa yang disampaikan Rismon tadi oke itu masukan. Karena polisi Indonesia itu milik beliau juga," sambungnya.

 

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved