Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Menguak Jejak Prostitusi di IKN, Kawasan yang Dinyatakan Steril Tapi Fakta Berkata Lain

Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa kawasan IKN kini telah bersih dari Pekat, termasuk praktik prostitusi. Tapi ini faktanya.

|
Editor: Ariestia
TRIBUNKALTIM.CO/ROBIN ONO SAPUTRA
PROYEK IKN – Istana Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, foto diambil pada 17 Januari 2025. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa kawasan IKN kini telah bersih dari berbagai penyakit masyarakat, termasuk praktik prostitusi.

Hal ini disampaikan Basuki dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025), menjawab pertanyaan Anggota Komisi II DPR Muhammad Khozin terkait isu maraknya praktik prostitusi di kawasan IKN.

"Insya Allah tidak ada lagi (PSK) pak, sabung ayam juga enggak ada. Terima kasih atas perhatiannya, jadi kami bersama APH (aparat penegak hukum), Ramadhan kemarin masih ada, ada delapan warung remang-remang yang kami robohkan," ujar Basuki.
Ia menyebut informasi terkait penyakit masyarakat di kawasan IKN merupakan berita lama yang didaur ulang dan disebarkan kembali melalui media sosial.

Baca juga: Gawat Gawat, Ini Harus Dicek, Menteri Cak Imin Kaget Dengar Kabar Banyak Wanita PSK di IKN

Baca juga: Istana Wapres di IKN Dilapisi Kaca Anti Peluru, Gibran Minta Pembangunan Tidak Molor

Hasil Investigasi, Fakta Berbicara Lain

Hasil investigasi TribunKaltim (bagian dari Tribun Network) menunjukkan fakta berbeda. 

Liputan khusus yang dilakukan pada Mei 2025 mengungkap bahwa praktik prostitusi berkedok "open BO" masih marak di wilayah Sepaku, Kalimantan Timur, lokasi utama pembangunan IKN.

Kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat dinilai menjadi kunci dalam upaya penertiban praktik prostitusi di wilayah IKN.

Fenomena ini berkembang seiring derasnya arus pembangunan IKN.

Berdasarkan pengakuan para pekerja proyek dan hasil observasi lapangan, praktik prostitusi dilakukan secara daring, menggunakan aplikasi seperti MiChat.

Para pekerja mengakui bahwa layanan ini menjadi semacam “kebutuhan” di tengah jauhnya mereka dari keluarga.

"Buanyak Mas, coba buka aplikasi itu ada ratusan. Tinggal pilih mau yang model kaya gimana semuanya ada di situ," kata Sugianto, salah satu pekerja konstruksi.

Rekan-rekannya menimpali dengan gelak tawa, menyiratkan bahwa praktik semacam ini bukan hal asing bagi mereka.

Beberapa pekerja lain bahkan menyebut layanan tersebut sebagai "kebutuhan."

Jauh dari rumah dan istri, mereka mengaku kerap memanfaatkan aplikasi itu untuk mencari pelampiasan.

"Kamu kan sering itu kalau sudah gajian langsung ganti oli di situ," timpal rekan lainnya disambut tawa.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved