Dijual di Minimarket, Ini Daftar Merk Beras yang Diduga Oplosan, Banyak Merk Ternama
Beras oplosan tersebut beredar bahkan sampai di rak supermarket dan minimarket, dikemas seolah-olah premium, tapi kualitas dan kuantitasnya menipu.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Setelah pengoplosan bahan bakar minyak pertamax, kini terkuak pengoplosan bahan pangan beras yang jadi makanan pokok masyarakat Indonesia.
Beras oplosan tersebut beredar bahkan sampai di rak supermarket dan minimarket, dikemas seolah-olah premium, tapi kualitas dan kuantitasnya menipu.
Temuan tersebut merupakan hasil investigasi Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan yang menunjukkan 212 merek beras terbukti tidak memenuhi standar mutu, mulai dari berat kemasan, komposisi, hingga label mutu.
Sebanyak 10 perusahaan terbesar yang terindikasi melakukan praktik curang telah diperiksa Satgas Pangan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memberantas kecurangan pangan yang merugikan konsumen.
Baca juga: Bikin Sakit Hati, Menteri Ini Mengaku Tak Pernah Beli Beras karena Selalu Dapat Gratis
Baca juga: Bukan Gibran, Siapa Wapres yang Marah soal Mafia Beras? Mentan Klarifikasi Ucapannya
“Ada 10 perusahaan terbesar yang sudah dipanggil oleh Bareskrim, Satgas Pangan,” tegas Amran di Kota Makassar, Sabtu (12/7/2025).
Pemeriksaan tersebut, kata Amran, menyasar produk yang tidak sesuai standar mutu, seperti volume yang dikurangi, kualitas buruk, hingga label yang menyesatkan.
Kerugian Negara Akibat Beras Oplosan
Mentan Amran Sulaiman menegaskan, praktik semacam ini menimbulkan kerugian luar biasa hingga Rp 99 triliun per tahun, atau hampir Rp 100 triliun jika dipertahankan.
"Contoh ada volume yang mengatakan 5 kilogram padahal 4,5 kg. Kemudian ada yang 86 persen mengatakan bahwa ini premium, padahal itu adalah beras biasa. Artinya apa? Satu kilo bisa selisih Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram," ujarnya dalam video yang diterima Kompas.com, dikutip Sabtu (12/7/2025).
"Ini kan merugikan masyarakat Indonesia, itu kurang lebih Rp 99 triliun, hampir Rp 100 triliun kira-kira, karena ini terjadi setiap tahun. Katakanlah 10 tahun atau 5 tahun, kalau 10 tahun kan Rp 1.000 triliun, kalau 5 tahun kan Rp 500 triliun, ini kerugian," sambungnya.
Amran mengatakan bahwa temuan 212 produsen beras nakal itu telah diserahkan kepada Kapolri, Satgas Pangan dan Jaksa Agung untuk segera diproses secara hukum agar tidak merugikan masyarakat luas dan petani Indonesia.
Harapannya proses hukum terhadap pelanggaran tersebut berjalan cepat dan tegas, demi memberi efek jera kepada produsen beras nakal yang bermain di sektor pangan pokok nasional.
"Mudah-mudahan ini diproses cepat. Kami sudah terima laporan tanggal 10 (Juli) dua hari yang lalu, itu telah dimulai pemeriksaan, kami berharap ini ditindak tegas," kata Amran.
Ini Merek Beras Diduga Oplosan Tidak Sesuai Regulasi
Penjual dan Distributor Bakal Ditindak Jika Kedapatan Jual Beras Oplosan |
![]() |
---|
Pantau Pasar, Agen dan Distributor, Disdagtrin Inhil Tidak TemukanPeredaran Beras Oplosan |
![]() |
---|
Pedagang Beras di Pekanbaru Mengeluh: Penjualan Kami Menurun karena Marak Isu Oplosan |
![]() |
---|
Heboh Beras Oplosan, Pembeli di Pekanbaru Waspada Saat Beli Beras Khawatir dapat Oplosan |
![]() |
---|
Masih Waswas Beras Oplosan, Warga Tanya Langsung ke Pedagang Soal Keaslian Beras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.