Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Heboh Beras Oplosan

Masih Waswas Beras Oplosan, Warga Tanya Langsung ke Pedagang Soal Keaslian Beras

Soal beras oplosan yang belakangan ramai menjadi perbincangan di masyarakat berdampak pada penjualan di toko beras.

Penulis: Alex | Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Alexander
BERAS - Toko Beras Erik Jalan Cipta Karya Pekanbaru tampak sepi dari biasanya, Rabu (14/8/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU – Isu beras oplosan yang belakangan ramai menjadi perbincangan di masyarakat berdampak pada penjualan di sejumlah kios-kios beras, dan pusat penjualan beras di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Dalam pengamatan Tribunpekanbaru.com di salah satu toko beras kawasan Cipta Karya Pekanbaru misalnya, dalam masa sekitar 1 jam, terpantau didatangi dua orang pembeli, Rabu (13/8/2025).

Bahkan dari obrolan di lokasi, salah seorang pembeli menyinggung langsung soal isu beras oplosan.

Salah satu pembeli baru bahkan bertanya,

langsung ke penjual untuk memastikan beras yang akan dibeli apakah ada indikasi oplosan.

"Maaf bang, jangan tersinggung ya. Saya ingin memastikan, apakah beras ini asli? Tidak oplosan kan?" ujar pelanggan tersebut.

Pertanyaan itu dijawab Erik dengan penjelasan bahwa seluruh beras yang ia jual berasal dari Batusangkar, Sumatera Barat, dibeli langsung dari petani dan digiling di penggilingan milik keluarganya.

Baca juga: Usai Perintah Tegas Presiden Prabowo, Polri Gercep, Tetapkan 3 Tersangka Beras Oplosan

"Sejak padi jadi beras sampai pengemasan, semua kami urus sendiri. Jadi bisa dipastikan tidak ada campuran beras lain apa pun selain yang memang kami olah sendiri," kata Erik mengedukasi pelanggan. 

Ia menambahkan, pelanggan tetap sudah mengenal kualitas berasnya, namun pembeli baru memang lebih berhati-hati sejak isu oplosan ramai.

Di tokonya, tumpukan beras terlihat memenuhi bagian depan kiosnya.

Baca juga: Pakan Ternak Dioplos Jadi Beras Premium, Pria di Pekanbaru Raup Rp 500 Juta dalam 6 Bulan

Tampak ratusan karung beras dengan ukuran karung 5 kg dan 10 kg, dengan jenis seperti Anak Daro biasa, Anak Daro premium, Kuriak Kusuik, Pandan Wangi, dan beberapa merek lain dari Sumatera Barat.

Harga bervariasi antara Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram.

Erik mengaku penjualan harian menurun sekitar 15 hingga 25 persen dalam beberapa hari terakhir.

"Memang tidak terlalu drastis, tapi sangat terasa beda dari biasanya," tuturnya.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved