Ekspos di Polda Riau, Menteri P2MI Murka 100 PMI Ilegal Dijual Sindikat TPPO: Kurang Ajar!

Menteri P2MI), Abdul Kadir Karding mangecam para pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) saat ekspos di Polda Riau

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Theo Rizky
Dok KP2MI
INTEROGASI - Menteri P2MI Abdul Kadir Karding saat menginterogasi para tersangka di Polda Riau, Kamis (17/7/2025) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, murka dan tak mampu menahan emosinya.

Suaranya bergetar, ia secara lantang mangecam para pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang tega menjual nyawa anak bangsa demi keuntungan pribadi.

"Tidak ada orang yang terpaksa kerja di luar negeri kecuali demi keluarga. Mereka itu sejatinya sedang berjihad untuk mempertahankan hidup. Tapi kenapa justru dijual oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Kurang ajar!" tegas Menteri Karding, saat ekspos kasus di Markas Polda Riau, Kamis (17/7/2025).

Pernyataan tajam ini menyusul keberhasilan Polda Riau membongkar jaringan TPPO yang berencana menyelundupkan 100 calon pekerja migran ilegal ke Malaysia.

Dalam operasi tersebut, 11 tersangka berhasil diringkus. Namun Karding ingin kasus ini tak berhenti di situ.

Ia mendesak aparat untuk mengejar hingga ke akar-akarnya, menangkap dan menghukum seberat-beratnya para aktor intelektual atau 'bos mafia' yang mendalangi kejahatan keji ini.

Baca juga: Kasus TPPO di Pekanbaru, Anak Perempuan di Bawah Umur Dijual Lewat Michat ke Pria Hidung Belang

"Saya minta, kalau ada bos mafianya, cari hukuman yang paling berat sesuai aturan. Kami di kementerian bisa mencegah, tapi tanpa penindakan hukum yang tegas, ini tidak akan pernah selesai," ujarnya.

Data Kementerian P2MI menunjukkan betapa masifnya praktik ilegal ini. Dari lebih dari 8 juta warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, hanya sekitar 5,7 juta yang terdaftar secara resmi.

Artinya, ada sekitar 4 hingga 5 juta jiwa yang memilih jalur non-prosedural.

Angka ini sangat mengkhawatirkan, mengingat fakta bahwa 95 sampai 97 persen korban kekerasan dan eksploitasi adalah mereka yang tidak melalui jalur resmi.

Baca juga: Dari 564 WNI Korban TPPO di Myanmar, 22 Orang di Antaranya Warga Riau

Menteri Karding tak ragu menyebut bahwa akar persoalan TPPO adalah sistem migrasi tenaga kerja yang belum sempurna, yang kini dibajak oleh "pemain-pemain gelap" yang hanya mengejar keuntungan.

“Betapa miris dan menjijikkannya modus-modus mereka. Mereka lebih mementingkan perut daripada nyawa orang lain," ucapnya.

Di sisi lain, apresiasi disampaikan Menteri Karding kepada Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dan jajarannya atas keberhasilan menyelamatkan 100 korban yang terdiri dari 78 laki-laki dan 22 perempuan dari berbagai daerah. 

Menteri Karding menegaskan komitmen pemerintah untuk membangun sistem migrasi yang tertib dan manusiawi.

"Pemerintah akan bangun budaya baru. Semua pekerja hanya boleh berangkat lewat jalur resmi. Itu satu-satunya cara menyelesaikan masalah dari akarnya," pungkasnya.

Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menjelaskan bahwa pengungkapan ini merupakan hasil operasi gabungan Polres Dumai, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti.

"Riau ini jadi salah satu jalur favorit sindikat karena berbatasan langsung dengan Malaysia. Total tahun ini sudah ada 9 kasus TPPO dengan 94 korban dan 22 tersangka,” bebernya.

(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved