Karhutla di Riau
Hujan Mulai Turun, Operasi Modifikasi Cuaca di Riau Beri Dampak Signifikan pada Penanganan Karhutla
Beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur sejumlah wilayah di Riau.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU – Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang digelar di Provinsi Riau sejak Mei 2025 mulai menunjukkan hasil nyata. Beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur sejumlah wilayah, membantu secara signifikan dalam proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal, mengatakan bahwa turunnya hujan tidak lepas dari peran aktif operasi penyemaian awan yang dilakukan Satgas Udara bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU, dan BRIN.
“Alhamdulillah, hasilnya sudah mulai terlihat. Beberapa wilayah yang sebelumnya terdampak Karhutla kini diguyur hujan. Titik api juga sudah jauh berkurang. Saat ini kita fokus pada proses pendinginan asap di lahan gambut,” ujar Edy, Minggu (27/7/2025).
OMC menjadi salah satu strategi utama yang diterapkan pemerintah dalam menanggulangi Karhutla di Riau, khususnya di wilayah rawan seperti Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Operasi ini dilakukan dengan menggunakan dua pesawat fixed wing yang secara rutin menyemai garam ke awan potensial di langit Riau.
Pesawat tersebut mampu membawa antara 800 kilogram hingga 1 ton garam dalam satu kali penerbangan, memungkinkan penyebaran dalam skala besar untuk memicu turunnya hujan buatan di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran.
Hingga akhir Juli 2025, lebih dari 10 ton garam telah disemai ke atmosfer Riau melalui serangkaian misi penerbangan. Langkah ini terbukti efektif, terutama pada pekan terakhir Juli saat beberapa wilayah mulai diguyur hujan.
“Pada Jumat malam, Sabtu pagi, dan Minggu malam, hujan dengan intensitas sedang hingga deras turun di sejumlah daerah. Ini sangat membantu proses pemadaman, terutama di lokasi yang sulit dijangkau pasukan darat,” jelas Edy.
Dengan turunnya hujan dan berkurangnya titik api, Haris mengingatkan masyarakat dan pelaku usaha agar tetap waspada dan tidak lengah, mengingat musim kemarau masih berlangsung dan potensi Karhutla bisa muncul kembali kapan saja.
“OMC akan terus dilanjutkan. Tapi yang lebih penting adalah peran semua pihak dalam menjaga lahan agar tidak terbakar lagi,” tegasnya. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful misgiono)
Bertaruh Nyawa di Neraka Gambut Kandis, Kabut Asap Sempat Viral Tutupi Tol Pekanbaru-Dumai Km 59-61 |
![]() |
---|
Nihil Karhutla, Luas Lahan Terbakar di Riau Capai 1.838 Hektare |
![]() |
---|
Api Membakar Lahan di Teluk Rimba Siak |
![]() |
---|
Cuaca Panas Picu Karhutla di Riau, Dua Titik Masih Dipadamkan |
![]() |
---|
Karhutla di Desa Kesuma Pelalawan Padam Total |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.