Bayu Wibisono Damanik, Qari Muda Riau Tembus Final MTQ Internasional di Masjidil Haram

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Qari muda asal Riau, Bayu Wibisono Damanik, lolos ke babak final dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-45 di Masjidil Haram, Arab Saudi. 

Ia mewakili Indonesia pada cabang Hafalan 15 Juz, Bayu menyingkirkan 179 peserta dari 128 negara.

Kepala Bidang Penaiszawa Kanwil Kemenag Riau, H. Mas Jekki Amri, menyebut capaian Bayu sebagai kebanggaan yang mengangkat marwah Riau dan Indonesia di kancah dunia.

“Alhamdulillah, Bayu berhasil menembus final. Kami mendoakan agar ia diberi kelancaran, kesehatan, dan kekuatan untuk tampil maksimal di final, serta mampu meraih hasil terbaik,” ujarnya, Rabu (13/8/2025).

Menurutnya, langkah Bayu tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an.

Sebagai informasi, Bayu lahir dan besar di Desa Sungai Kuti, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu. 

Pemuda sederhana ini kini menjadi mahasiswa semester 7 Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Jakarta, membuktikan bahwa mimpi besar dapat tumbuh dari tempat yang sederhana.

PTIQ Jakarta merupakan salah satu kampus Islam terkemuka di Indonesia yang secara khusus berfokus pada pengkajian dan penghafalan Al-Qur’an

Prestasinya sudah terlihat sejak lama.

Baca juga: Kisah Bayu Wibisono Damanik, Pemuda Rohul Riau Menuju Panggung Dunia Lewat Hafalan Alquran

Tahun 2024, Bayu mewakili Riau di MTQ Nasional di Samarinda, Kalimantan Timur, dan meraih Juara Pertama Cabang Hifzil Quran 20 Juz.

Ia menjadi satu-satunya kafilah Riau yang berdiri di podium tertinggi.

Di balik kemenangannya, tersimpan kisah disiplin dan pengorbanan.

Dua hari sebelum lomba, ia mengurung diri di kamar hotel demi menjaga lisannya dari pembicaraan sia-sia, mengisi waktu dengan shalat, dzikir, dan murojaah hafalan. 

Menjelang final, ia hanya mengonsumsi makanan yang disiapkan panitia untuk menjaga kesehatan.

“Kalau Allah tidak menolong, saya tidak mungkin sampai di titik ini,” kata Bayu.